Uni Eropa Jatuhkan Sanksi pada Miliarder Hingga Pebalap Rusia
Dalam daftar sanksi itu, terdapat 146 anggota Dewan Federal Rusia.
REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa pada Rabu (9/3/2022) menambahkan 14 oligarki Rusia ke dalam daftar sanksi. Mereka di antaranya miliarder, anggota parlemen, dan pebalap Formula Satu (F1).
Dilansir Anadolu Agency, Kamis (10/3/2022), miliarder Rusia, Andrey Melnichenko yang aktif di bidang batubara dan pupuk masuk ke dalam daftar sanksi Uni Eropa. Selain itu, produsen pupuk Andrei Guriev, produsen pipa baja Dmitry Pumpians, dan agroindustri Vadim Moshkovich juga berada dalam daftar sanksi serupa.
Uni Eropa menambahkan pengusaha dan menantu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Alexander Vinokurov ke dalam daftar sanksi. Selain itu, Uni Eropa juga menjatuhkan sanksi kepada pengusaha industri kimia, Dmitry Arkadievich Mazepin, dan putranya yang merupakan pebalap F1 Nikita Mazepin. Termasuk CEO perusahaan penerbangan terbesar Rusia Aeroflot, Mikhail Poluboyarinov.
Dalam daftar sanksi itu, terdapat 146 anggota Dewan Federal Rusia. Uni Eropa membekukan aset mereka yang masuk dalam daftar sanksi, sekaligus larangan memasuki Eropa.
Selain itu, Uni Eropa melarang penjualan langsung atau tidak langsung, pasokan, transfer, atau ekspor navigasi maritim dan teknologi komunikasi radio ke Rusia. Uni Eropa juga menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Belarus, yang merupakan sekutu Rusia.
Pada 20 Maret, Belarusian Development Bank, Belagroprombank, Bank Dabrabyt, dan anak perusahaan mereka dikeluarkan dari sistem pengiriman uang internasional, SWIFT. Uni Eropa juga melarang transaksi dengan Bank Sentral Belarusia untuk pengelolaan cadangan dan aset. Termasuk larangan penyediaan layanan keuangan untuk lembaga publik Belarusi. Selain itu, warga negara Belarusia juga dilarang menyimpan lebih dari 100 ribu euro di perbankan Uni Eropa.
Sebelumnya Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Selasa memberlakukan larangan impor minyak dan energi lainnya dari Rusia. Sebelumnya Rusia memperingatkan bahwa harga minyak bisa melonjak hingga lebih dari 300 dolar AS per barel, jika Amerika Serikat dan Uni Eropa melarang impor minyak mentah dari Rusia.
Rusia mengatakan, Eropa mengkonsumsi sekitar 500 juta ton minyak per tahun. Rusia memasok sekitar 30 persen dari konsumsi minyak Eropa atau sebesar 150 juta ton, termasuk 80 juta ton petrokimia.
Ekonomi Rusia menghadapi krisis paling parah sejak kejatuhan Uni Soviet pada 1991. Kini Barat memberlakukan sanksi yang melumpuhkan hampir seluruh sistem keuangan dan perusahaan Rusia, menyusul invasi Moskow ke Ukraina.