Inggris Minta Lebih Banyak Perusahaan Setop Investasi di Rusia

Inggris meminta lebih banyak perusahaan setop investasi di Rusia.

AP/Efrem Lukatsky
Paramedis merawat seorang pria tua yang kehilangan kesadaran setelah menyeberangi sungai Irpin saat melarikan diri dari kota Irpin dekat Kyiv, Ukraina, Senin, 7 Maret 2022. Rusia
Rep: Kamran Dikarma Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris meminta lebih banyak perusahaan asal negara tersebut untuk menyetop investasi mereka di Rusia. Dana para investor dikhawatirkan berperan dalam mendukung serangan Rusia ke Ukraina.  

Baca Juga


“Meskipun saya menyadari mungkin sulit untuk mengurangi investasi yang ada, saya yakin tidak ada argumen untuk investasi baru dalam ekonomi Rusia,” kata Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak lewat akun Twitter pribadinya, Ahad (13/3/2022).

Dia mengimbau para pemilik aset di Rusia untuk berhati-hati untuk menanamkan investasinya. “Saya mendesak pemilik aset dan manajer untuk berpikir sangat hati-hati tentang investasi apa pun yang dalam arti apa pun akan mendukung (Presiden Rusia Vladimir) Putin serta rezimnya,” ujar Sunak. 

Beberapa perusahaan besar Inggris telah mengumumkan niat mereka untuk menjual aset atau keuntungan mereka di Rusia. Sunak menegaskan, perusahaan yang melakukan hal tersebut bakal memperoleh dukungan penuh dari pemerintah.

Saat ini Barat telah menjatuhkan sanksi ekonomi berlapis terhadap Rusia. Amerika Serikat (AS) sudah memberlakukan larangan impor minyak, gas, komoditas makanan laut, vodka, dan berlian dari Rusia. Penyedia kartu kredit asal Amerika, Mastercard dan Visa telah mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan layanannya di Rusia. Perusahaan pembayaran PayPal Holdings Inc juga mengumumkan bahwa mereka menutup layanannya di Rusia.

 

Perusahaan Amerika lainnya seperti McDonald, Starbucks, Coca-Cola, dan Pepsi juga telah menangguhkan bisnisnya di Rusia. Washington bersama Uni Eropa dan Inggris juga telah mengeluarkan Rusia dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication atau SWIFT. Ia merupakan jaringan keamanan tinggi yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan di seluruh dunia 

 

SWIFT memungkinkan bank untuk memindahkan uang dengan cepat dan aman, mendukung triliunan dolar dalam arus perdagangan serta investasi. Dikeluarkannya Rusia dari SWIFT dianggap sebagai hukuman ekonomi terberat. Karena dengan sanksi itu, Moskow menjadi lebih terisolasi secara ekonomi dibandingkan sebelumnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler