Dampak Covid-19 Jangka Panjang yang Perlu Diwaspadai Menurut Dokter

Beberapa hal terkait dampak Covid-19 masih memicu kekhawatiran dokter.

www.freepik.com.
Dampak Covid-19 jangka panjang yang perlu diwaspadai menurut dokter. (Ilustrasi)
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA CO.ID, JAKARTA -- Di tengah gelombang omicron, kebanyakan gejala Covid-19 yang muncul memang relatif lebih ringan. Namun, ada beberapa hal yang masih memicu kekhawatiran dokter saat ini, seperti gejala berkepanjangan dan dampak jangka panjang Covid-19.


"Akan ada gelombang besar pasien dengan penyakit long Covid yang berkepanjangan, baik (berdampak pada) fisik maupun emosional," ujar Kepala Royal College of General Practitioners Martin Marshall CBE, seperti dilansir Eat This Not That, baru-baru ini.

Setidaknya ada lima gejala berkepanjangan dan dampak jangka panjang Covid-19 yang menjadi kekhawatiran Dokter. Berikut ini adalah kelima gejala dan dampak yang perlu diwaspadai tersebut:

1. Kerusakan otak

Studi terbaru menunjukkan, sakit Covid-19 yang ringan sekalipun bisa berkaitan dengan kerusakan otak. Mengacu pada hasil pencitraan otak, Covid-19 bisa menyebabkan penurunan volume otak yang besar, setara dengan proses penuaan selama satu tahun.

Associate professor dari nuffield Department of Clinical Neurosciences di Oxford, Gwenaelle Douaud, mengatakan, kerusakan otak terkait Covid-19 mungkin bisa dikembalikan seperti semula. Meski begitu, kondisi ini tetap saja mengerikan karena bisa terjadi pada orang dengan gejala Covid-19 yang ringan.

2. Kehilangan indra penciuman dan perasa jangka panjang

Menurut studi dalam jurnal Cell, Covid-19 bisa memengaruhi indra penciuman dan perasa. Kondisi ini bisa terjadi karena SARS-CoV-2 menyebabkan kerusakan saraf, baik secara langsung atau tidak langsung. Kerusakan ini memunculkan dampak sistemik, termasuk perubahan di otak.

"Ini berkontribusi pada munculnya pembahasan bahwa kerusakan saraf merupakan hal yang umum pada beberapa gelombang pertama pandemi," kata dr Steven Deeks dari University of California di San Francisco.

3. Sakit kepala persisten

Gejala Covid-19 lain yang dinilai mengkhawatirkan adalah sakit kepala yang terus-menerus dan menyakitkan, serta tak membaik seiring waktu. Seorang pasien bahkan bisa mengeluhkan sakit kepala selama 24 jam atau sakit kepala terasa semakin memburuk seiring waktu. Emad Estemalik MD mengatakan, kondisi ini sangat sulit untuk dikelola atau disembuhkan.

4. Pendengaran menurun

Cukup banyak orang mengeluhkan masalah pendengaran setelah terkena Covid-19. Masalah ini perlu disadari dan diperiksakan ke dokter secepat mungkin karena ada keterbatasan waktu di mana kondisi tersebut masih bisa diperbaiki atau tidak.

Dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan mungkin akan meresepkan obat steroid untuk mengatasi masalah ini. Meski tidak selalu efektif, semakin cepat kondisi ditangani, hasil terapinya akan semakin baik.

5. Psikosis

Hal lain yang tak kalah mengkhawatirkan adalah meningkatnya pasien dengan kondisi psikosis yang dipicu oleh Covid-19. Psikosis diperkirakan terjadi ketika Covid-19 sudah memengaruhi sirkuit mood atau suasana hati di otak.

Para dokter juga telah menemukan kasus depresi berat dengan fitur psikosis yang mengkhawatirkan pada penyintas Covid-19. Kasus-kasus tersebut mengkhawatirkan karena para pasien tidak memiliki riwayat depresi sebelumnya, atau riwayat sakit di keluarganya.

"Bila sirkuit mood Anda bisa mengalami gangguan depresif atau sirkuit kecemasan, Anda bisa panik dan cemas," ujar psikiater dari Rush University Medical Center, dr Robert Shulman.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler