Olahraga Bantu Obati Diabetes dan Depresi Usai Pulih Covid

Idealnya lakukan olahraga 30 menit sehari agar tubuh fit pascacovid.

EPA-EFE/WALLACE WOON
Olahraga menangani peradangan yang menyebabkan peningkatan glukosa darah dan perkembangan dan perkembangan diabetes dan depresi klinis, yang mungkin terjadi pascacovid.
Rep: Santi Sopia Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Olahraga dapat membantu menurunkan peradangan yang menyebabkan diabetes dan depresi, setelah seseorang pulih dari SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Olahraga tidak hanya membantu bagi penyintas Covid-19 namun secara umun membantu meningkatkan kesehatan tubuh.

Menurut para peneliti di Pennington Biomedical Research Center, AS, belum jelas berapa banyak orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 dan menderita long covid. Namun, perkiraan berkisar antara 15 persen hingga 80 persen orang yang terinfeksi virus menderita kondisi tersebut. Peneliti menyebutkan bahwa long covid menyebabkan depresi, dan itu dapat meningkatkan kadar glukosa darah ke titik di mana orang mengembangkan ketoasidosis diabetikum, kondisi yang berpotensi mengancam jiwa.

“Kondisi ini umum di antara orang-orang dengan diabetes tipe 1,” kata Candida Rebello, peneliti di Pusat Penelitian Biomedis Pennington, seperti dilansir dari Indian Express, Selasa (15/3/2022).

Olahraga bisa membantu. Olahraga menangani peradangan yang menyebabkan peningkatan glukosa darah dan perkembangan dan perkembangan diabetes dan depresi klinis.

Menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS, long covid adalah "konstelasi gejala melemahkan lainnya". Itu termasuk menyebabkan kabut otak, nyeri otot, dan kelelahan yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan setelah seseorang pulih dari infeksi awal.

Seseorang mungkin tidak sakit parah karena Covid-19, tetapi enam bulan kemudian, setelah batuk atau demamnya hilang, mereka menderita diabetes.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Exercise and Sport Sciences Review menemukan bahwa salah satu solusinya adalah dengan berolahraga. Olahraga dapat menginduksi pelepasan faktor sirkulasi yang memediasi respon anti-inflamasi, mendukung homeostasis otak, dan meningkatkan sensitivitas insulin, menurut para peneliti.

“Anda tidak perlu berlari satu mil atau bahkan berjalan satu mil dengan kecepatan tinggi. Berjalan perlahan juga merupakan olahraga,” kata Rebello.

Idealnya, perlu melakukan sesi latihan selama 30 menit. Tetapi jika hanya dapat melakukan 15 menit dalam satu waktu, coba lakukan dua sesi 15 menit.

Para peneliti mencatat bahwa berjalan selama 15 menit sekali sehari juga sudah cukup untuk memulai. Rebello menyarankan untuk secara bertahap meningkatkan tingkat latihan. "Kita tahu bahwa aktivitas fisik adalah komponen kunci untuk hidup sehat," kata Direktur Eksekutif Biomedis Pennington John Kirwan yang juga salah satu penulis makalah penelitian.

“Penelitian ini menunjukkan bahwa olahraga dapat digunakan untuk memutus rantai reaksi peradangan yang menyebabkan kadar gula darah tinggi, dan kemudian berkembang menjadi diabetes tipe 2. Santi Sopia



Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler