Xi Jinping Perintahkan Operasi Penyelamatan Pesawat China Eastern
CAAC mengatakan pesawat China Eastern membawa 123 penumpang dan sembilan orang awak.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping memerintahkan jajarannya "mengerahkan semua kemampuan" untuk operasi penyelamatan jatuhnya pesawat Boeing 737-800 maskapai China Eastern. Pesawat yang membawa 132 orang itu mengalami kecelakaan di Daerah Otonomi Guangxi.
Dalam pernyataannya, Senin (21/3/2022) badan penerbangan sipil China, Civil Aviation Administration of China (CAAC) mengatakan kecelakaan terjadi di dekat Kota Wuzhou, di Kabupaten Teng. Pesawat berangkat dari Kunming di sebelah barat Provinsi Yunnan menuju pusat industri Guangzhou.
Belum diketahui jumlah korban tewas dan terluka. CAAC mengatakan pesawat itu membawa 123 penumpang dan sembilan orang awak. Laporan sebelumnya menyebutkan Boeing 737-800 itu membawa 133 penumpang.
Xi juga memerintahkan penyelidikan mengenai potensi pelanggaran keselamatan untuk memastikan keselamatan penerbangan sipil dipatuhi dengan lengkap. Sementara itu People Daily melaporkan 117 anggota tim penyelamat sudah tiba di lokasi kecelakaan.
Surat kabar pemerintah China itu menambahkan pemadam kebakaran mengorganisir 650 anggota tim penyelamat untuk mendekati lokasi kecelakaan dari tiga arah. Stasiun televisi CCTV melaporkan China Eastern membentuk sembilan tim.
Mereka akan fokus pada sisa pesawat, penyelidikan insiden dan membantu keluarga penumpang. CCTV melaporkan tim tersebut sudah bergerak ke lokasi kecelakaan. CAAC mengatakan mereka juga mengirimkan timnya sendiri dan pemadam kebakaran Guangxi mengatakan mereka sedang mengendalikan api yang dipicu kecelakaan tersebut.
Data satelit lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) menunjukkan kobaran api besar di arah tempat pesawat jatuh. China Eastern belum memenuhi permintaan komentar.
Media pemerintah China melaporkan polisi setempat yang pertama kali menerima laporan dari warga desa mengenai kecelakaan itu sekitar pukul 14:30 waktu setempat. Departemen penanggulangan darurat Provinsi Guangxi mengatakan kontak pesawat hilang pukul 14.15 waktu setempat.
Boeing Co mengatakan sudah menerima laporan awal tentang kecelakaan tersebut dan sedang "bekerja untuk mengumpulkan lebih banyak informasi." Saham Boeing jatuh 8 persen sebelum diperdagangkan pada Senin pagi.
China Eastern yang bermarkas di Shanghai salah satu dari tiga maskapai terbesar Cina. Mereka mengoperasikan sejumlah rute penerbangan dalam dan luar negeri yang melayani 248 destinasi.
Berdasarkan data di situs pelacak pesawat FlightRadar24.com pesawat dengan nomor penerbangan 5735 terbang dengan ketinggian 30 ribu kaki lalu tiba-tiba setelah pukul 14:20 pesawat itu menukik tajam dengan kecepatan 455 knot atau 842 kilometer per jam. Data menunjukkan pesawat jatuh dalam waktu satu setengah menit dari kesalahan apapun yang terjadi pada pesawat itu.
Transmisi data pesawat tersebut berhenti di sebelah selatan Kota Wuzhou. China Eastern menerima pesawat itu dari Boeing pada tahun 2015 dan sudah terbang selama enam tahun.
Boeing 737-800 merupakan salah satu armada utama China Eastern. Dari 600 lebih pesawat yang dimiliki maskapai itu 109 diantaranya adalah Boeing 737-800. Situs China Eastern hitam putih setelah kecelakaan terjadi.
Boeing telah mengirimkan 737-800 ke konsumen sejak tahun 1997. Pengiriman terakhir ke China Eastern dilakukan pada 2020. Boeing memproduksi lebih dari 5.200 pesawat komuter berbadan sempit komuter lorong tunggal itu.
Pesawat mesin ganda lorong tunggal Boeing 737 merupakan pesawat paling populer untuk penerbangan penumpang jarak menengah dan pendek. China Eastern mengoperasikan beberapa versi termasuk 737-800 dan 737 Max.
Insiden mematikan yang melibatkan Boeing 737-800 terjadi pada Januari 2020 lalu. Ketika Garda Revolusi Iran tidak sengaja menembak jatuh pesawat Ukraine International Airlines dan menewaskan 176 orang di dalamnya.
Sementara itu kecelakaan pesawat di Ethiopia dan Indonesia mendorong Boeing 737 Max tidak dikandangkan di seluruh dunia. Tahun lalu regulator penerbangan China mengizinkan kembali pesawat itu terbang, menjadikan Negeri Tirai Bambu pasar besar terakhir yang melakukannya. Kecelakaan pesawat sipil terakhir China terjadi pada tahun 2010.