Penjelajah NASA Ungkap Kawah Misterius di Bulan Jupiter
Ilmuwan juga melihat ada aurora yang membentang di Ganymede.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Misi Juno milik Badan Antariksa Amerika (NASA) melintasi dalam jarak 1.000 kilometer dari bulan terbesar Planet Jupiter yakni Ganymede pada Juni 2021. Kini, para ilmuwan masih menguraikan apa yang ditemukan dalam flyby itu.
Dua misi sebelumnya yakni Voyager 1 pada 1979 dan pesawat ruang angkasa Galileo pada pertengahan 1990-an telah mencitrakan Ganymede, bulan terbesar di tata surya. Sayangnya, beberapa dari gambar itu diambil pada sudut yang kurang ideal, meninggalkan titik-titik kosong besar yang tidak diketahui oleh para ilmuwan.
Kini, teknologi telah meningkat secara dramatis sejak misi tersebut diluncurkan. Para ilmuwan sangat senang ketika penjelajah Jupiter NASA, Juno, mengungkapkan permukaan bulan yang tertutup kawah dalam detail terbesar yang pernah ada. Dalam gambar itu, ilmuwan melihat aurora berkilauan yang membentang di antara kutub Ganymede dan khatulistiwa.
Gambar-gambar ini menguraikan sejumlah besar fitur baru di permukaan Ganymede, termasuk kawah tumbukan selebar 100 kilometer, kata Geoffrey Collins, ahli geologi di Wheaton College di Massachusetts.
“Kami melewatkan beberapa kawah benturan yang sangat besar yang tidak bisa kami lihat dalam data Voyager,” kata Collins, dilansir dari Space, Selasa (22/3/2022).
“Ini harus menjadi kisah peringatan untuk mencoba memetakan sesuatu hanya dari satu gambar dengan satu sudut pencahayaan, satu sudut pandang. Kami melewatkan kawah besar 100 kilometer ini yang sangat jelas dalam data JunoCam. Satu lagi, kawah yang sedikit kurang jelas yaitu lebarnya sekitar 110 kilometer,” ujarnya.
Gambar-gambar itu juga mengungkapkan beberapa kawah yang lebih kecil, lebarnya 40 hingga 50 km. Ilmuwan meyakini ada beberapa fitur yang mungkin merupakan hasil dari aktivitas gunung berapi Ganymede.
“Kami telah menemukan fitur mirip kaldera, mirip dengan yang kami lihat sebelumnya di bagian lain Ganymede,” kata Collins.
Kaldera adalah kawah gunung berapi. Dalam kasus Ganymede kemungkinan besar diciptakan oleh cryvolcano yang menyemburkan air dan gas beku dari bagian dalam bulan.
Jumlah fitur yang terlihat pada gambar Juno menunjukkan aktivitas vulkanik yang jauh lebih intens di bulan daripada yang diperkirakan para ilmuwan sebelumnya. Collins mengatakan ini benar-benar meningkatkan jumlah fitur mirip kaldera yang ditemukan di seluruh Ganymede hingga 30 persen.
“Ini benar-benar membuat kami berpikir bahwa kami telah menghitungnya sejauh ini. Mungkin ada lebih banyak lagi yang dapat ditemukan di Ganymede saat kami mendapatkan data baru,” ujar Collins.
Ganymede adalah bulan terbesar di seluruh tata surya. Ukurannya 26 persen lebih besar dari planet Merkurius. Ganymede juga juga satu-satunya bulan yang diketahui memiliki medan magnetnya sendiri.
Variasi medan magnet ini membuat para ilmuwan menyimpulkan bahwa Ganymede pasti memiliki lautan air asin bawah tanah yang sangat besar, yang kedalamannya mencapai 95,56 km dan tersembunyi di bawah lapisan es dan batu setebal 150 km. Lautan menjadikan Ganymede kandidat utama keberadaan bentuk kehidupan primitif.
Mengorbit 1,07 juta km dari raksasa gas Jupiter, Ganymede tertanam dalam medan magnet Jupiter dan gravitasi yang sangat besar yang menarik asteroid dan komet yang lewat.
Interaksi antara medan magnet Ganymede dan Jupiter memunculkan aurora terang. Aurora Ganymede ditemukan dalam gambar dari Teleskop Luar Angkasa Hubble, tetapi terbang lintas Juno baru-baru ini memungkinkan para ilmuwan untuk mendapatkan lebih banyak wawasan tentang tampilan ini.
“Kami sekarang dapat melihat lokasi yang tepat dari emisi (aurora),” kata Pippa Molyneaux, seorang peneliti di Southwest Research Institute di San Antonio, Texas.
Ganymede akan menjadi target utama European Jupiter Icy Moons Explorer (JUICE) mendatang, yang diharapkan diluncurkan tahun depan.