Senjata Nuklir Rusia Siap Digunakan Jika Kondisi Mengancam

Bulan lalu Presiden Putin memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk siaga tinggi

EPA-EFE/SERGEI ILNITSKY
Polisi Rusia yang mengenakan topeng pelindung berbaris di depan rudal nuklir strategis Rusia RS-24 Yars yang bergerak di sepanjang jalan sebelum latihan malam parade militer Victory. Bulan lalu Presiden Putin memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk siaga tinggi. Ilustrasi.
Rep: Dwina Agustin Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kebijakan keamanan Rusia menyatakan negara itu hanya akan menggunakan senjata nuklir jika keadaannya terancam. Juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, tidak ada alasan lain yang ditegaskan dalam aturan penggunaan senjata tersebut.

"Jadi, kalau itu ancaman eksistensial bagi negara kita, maka itu (arsenal nuklir) bisa digunakan sesuai dengan konsep kita,” ujar Peskov.

Peskov mengatakan kepada CNN dalam sebuah wawancara pada Selasa (22/3). Peskov membuat komentar dalam sebuah wawancara berbahasa Inggris ketika ditanya apakah yakin Presiden Vladimir Putin tidak akan menggunakan senjata nuklir. "Tidak ada alasan lain yang disebutkan dalam teks itu," ujar Peskov dalam referensi lebih lanjut tentang konsep keamanan negara.

Komentar itu muncul di tengah kekhawatiran Barat bahwa konflik di Ukraina dapat meningkat menjadi perang nuklir. Perang masih terus berjalan selama hampir empat minggu setelah Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina pada Februari lalu.

Putin bulan lalu memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk siaga tinggi. Sejalan dengan perintah itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada 28 Februari bahwa pasukan rudal nuklirnya dan armada Utara dan Pasifik telah ditempatkan pada tugas tempur yang ditingkatkan.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan pada 14 Maret bahwa pertimbangkan perang nuklir yang dulu tidak terpikirkan, justru muncul kembali. "Prospek konflik nuklir, yang dulu tidak terpikirkan, sekarang kembali ke ranah kemungkinan," ujarnya.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler