Aktivis Palestina Dihukum Israel Atas Tuduhan Rahasia, Bagaimana Bisa ?
Aktivis di Shaikh Jarrah Palestina dikenal aktif dan sangat vokal tentang Israel
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Pengadilan Israel pada Selasa (22/3/2022) waktu setempat menghukum warga dan aktivis Sheikh Jarrah, Murad Atiyeh, dengan satu tahun penjara atas tuduhan yang dirahasiakan. Hal ini disampaikan salah satu anggota keluarga Atiyeh seperti dilansir Wafa, Selasa (22/3/2022).
Keluarga tersebut menyampaikan, Atiyeh sebelumnya ditangkap di rumahnya di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki pada 8 Agustus. Kemudian ditahan di penjara selama 22 kali. Kini dia dijatuhi hukuman atas tuduhan rahasia.
Bahkan, kuasa hukum Atiyeh juga dilarang untuk berbicara kepada media tentang kasus Atiyeh menyusul adanya perintah pembungkaman pengadilan.
Atiyeh adalah salah satu aktivis yang menonjol dalam pertempuran warga Palestina Sheikh Jarrah melawan upaya kelompok pemukim Yahudi yang didukung oleh pemerintah dan pengadilan.
Pemukim Yahudi secara paksa mengusir penduduk Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah dari rumah mereka untuk mengambil alih dan mendirikan pemukiman Yahudi di sana.
Keluarga Atiyeh meyakini bahwa Atiyeh disingkirkan untuk membungkam orang-orang yang berbicara menentang penggusuran di Sheikh Jarrah dan lingkungan Palestina lainnya di Yerusalem Timur. Tujuannya agar menghadapi nasib yang sama seperti Silwan dan Wadi al-Joz.
Sheikh Jarrah terletak kurang dari dua kilometer dari tembok kuno Kota Tua Yerusalem. Pemukim Israel mengklaim kepemilikan rumah Palestina di lingkungan tersebut dengan mengatakan bahwa penduduk Yahudi tinggal di dalamnya pada dekade terakhir abad ke-19.
Sekitar 300 warga Palestina, yang semuanya menghadapi kemungkinan diusir dari rumah mereka oleh otoritas Israel, tinggal di lingkungan itu.
Diduduki Israel pada 1967, Sheikh Jarrah telah menjadi titik nyala yang signifikan sejak Mei 2021, setelah Israel mencoba mengusir keluarga Palestina dari daerah itu untuk memberi jalan bagi pemukim Israel.
Hal itu memicu protes luas di Tepi Barat yang diduduki dan komunitas Palestina di dalam Israel, serta agresi militer Israel skala besar di Jalur Gaza yang terkepung. Saat ini, ada lebih dari 200 ribu pemukim yang tinggal di Yerusalem Timur, bersama sekitar 300 ribu penduduk asli Palestina.