Gejala Kanker Ovarium Tak Muncul di Tahap Awal, Kenali Cara Mencegahnya

Gejala kanker ovarium muncul ketika stadium lanjut.

Republika/Prayogi
Perempuan usia reproduksi (Ilustrasi). Gejala kanker ovarium tak selalu mudah diketahui, namun penyakit itu bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah kesehatan selalu muncul bersama dengan tanda dan peringatannya, namun masih banyak yang tidak menyadari bahkan cenderung abai. Dalam kasus kanker ovarium, ada beberapa tanda dan gejala halus yang dirasakan oleh pasien.

Dr Niti Raizada, direktur hematologi onkologi medik dari Rumah Sakit Fortis, Richmond Road, Bangalore, India mengatakan bahwa kanker ovarium dimulai pada organ yang menghasilkan sel telur. Beberapa gejala umum yang diderita pasien kanker ovarium adalah perut kembung, perubahan kebiasaan buang air besar, dan gangguan pencernaan.

Di samping itu, kanker ovarium juga kerap memunculkan gejala mual, penurunan berat badan drastis, kelelahan, dan ketidaknyamanan di panggul. Penderitanya pun mengeluhkan sakit punggung, frekuensi buang air kecil meningkat, serta menstruasi yang tidak teratur.

Selain itu, ada juga tanda seperti kesulitan makan, terdapat cairan di perut yang disebut asites, serta masalah buang air kecil lain. Namun, ciri tersebut merupakan gejala jika seseorang sudah berada di stadium lanjut ketika kanker telah menyebar ke panggul dan perut.

"Sayangnya, tidak ada gejala pada tahap awal. Ketika kanker terkandung di ovarium, itu adalah yang paling mudah untuk diobati," ujar dr Raizada, dilansir Indian Express, Ahad (27/3/2022).

Setiap peremepuan yang memiliki indung telur berisiko terkena kanker ovarium. Meskipun begitu, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko ini. Di sisi lain, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker ovarium, berikut di antaranya:

Olahraga dan diet

Baca Juga


Olahraga mingguan dan diet sehat adalah hal yang paling penting. Banyak mengonsumsi buah-buahan, sayuran dan makanan yang kaya vitamin D. Berolahraga 30-40 menit setiap hari juga dapat mengurangi risiko hingga 20 persen.

Menghindari karsinogen

Karsinogen adalah zat yang mampu menyebabkan kanker. Zat seperti bedak (bedak bayi, deodoran vagina, dan riasan) diketahui memiliki hubungan dengan risiko kanker.

Kehamilan dan menyusui

Ibu yang telah melahirkan setidaknya satu anak, terutama sebelum usia 30 tahun, memiliki risiko lebih rendah terkena kanker ovarium dan bahkan kanker payudara. Menyusui juga diketahui menurunkan risiko.

Gaya hidup sehat

Menghindari penggunaan dan paparan produk tembakau tidak hanya dapat menurunkan risiko kanker ovarium, tetapi juga banyak jenis kanker lainnya. Bersamaan dengan itu, membatasi konsumsi alkohol adalah yang terbaik.

Pemeriksaan rutin

Beberapa penyakit kanker ovarium terkait dengan perubahan genetik dan keluarga dengan beberapa kasus kanker payudara dan ovarium. Salah satu mutasi penting tersebut disebut BRCA1 (gen kanker payudara 1) dan BRCA2 (gen kanker payudara 2).

Mengidentifikasi riwayat kesehatan keluarga dapat membantu menerapkan strategi pengurangan risiko. Penting untuk mengidentifikasi kelompok berisiko tinggi melalui pemeriksaan. Metode skrining ini termasuk USG trans-vaginal dan serum Ca125 (tes darah). Alat skrining umumnya non-invasif.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler