Tim SAR Temukan Satu Korban Terseret Ombak Pantai Glagah
Korban pun langsung dibawa ke RSUD Wates untuk dilakukan identifikasi.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pencarian korban terseret ombak di Pantai Glagah sudah memasuki hari ketiga. Tim SAR gabungan akhirnya menemukan satu korban yang terseret ombak di barat Pemecah Ombak Pantai Glagah, Selasa (29/3).
Koordinator SAR Linmas Glagah, Aris Widyatmoko mengatakan, korban ditemukan di perairan Karangwuni. Dari lokasi kejadian, korban ditemukan sekitar sejuah satu kilometer.
"SRU (search and rescue unit) 4 (yang melakukan pencarian menggunakan) perahu jukung SAR Linmas Glagah menemukan satu korban pukul 09.30 WIB di perairan Karangwuni dan dievakuasi ke Pantai Glagah," kata kordinator SAR Linmas Glagah, Aris widyatmoko, Selasa (29/3/2022).
Aris menyebut, korban ditemukan mengapung di perairan Karangwuni. Setelah dievakuasi, korban pun langsung dibawa ke RSUD Wates untuk dilakukan identifikasi.
"Setelah dilakukan identifikasi jenazah yang ditemukan tadi adalah korban terseret ombak Pantai Glagah atas nama Oktafiansah Rahmadan Zahwan (18)," ujarnya.
Sementara itu, satu korban lainnya masih dalam pencarian saat ini. Kedua korban yang terseret ombak pada Ahad (27/3) lalu tersebut merupakan adik kakak dan berdomisili di Kotagede, Kota Yogyakarta.
Kordinator Operasi SAR Kantor Basarnas Yogyakarta, Arif Rahma mengatakan, pencarian di hari ketiga ini dibagi menjadi lima SRU. SRU 1 melaksanakan pemantauan dari Pemecah Ombak Pantai Glagah.
Sedangkan, SRU 2 melakukan penyisiran sejauh dua kilometer dari muara Glagah ke arah barat hingga ke pendopo labuhan. SRU 3, katanya, melakukan penyisiran sejauh tiga kilometer dari timur muara Glagah ke arah timur hingga ke menara suar sejauh.
"SRU 4 drone melakukan pemantauan udara menggunakan drone dari Sultan Agung Rescue di pemecah ombak ke arah timur dan barat dengan daya jelajah satu kilometer dan ketinggian 25 meter. Untuk SRU laut melakukan penyisiran menggunakan perahu jukung SAR Satlinmas Glagah ke arah timur sampai di menara suar," kata Arif.
Berdasarkan kronologi kejadian, awalnya korban pertama yakni sang adik tengah duduk di pinggir pantai dan tiba-tiba ombak besar datang. Hal ini mengakibatkan korban terseret hingga ke bibir pantai.
"Korban dua (sang kakak) yang berada di dekatnya menolong korban pertama (sang adik)," jelas Humas Kantor Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto.
Sang adik pun sudah dalam genggaman sang kakak. Nahas, keduanya terseret arus ke selatan terkena ombak besar dan masuk ke palung laut. "Kedua korban terpisah dan hilang," ujar Pipit.