Jubir: Tiga Indikator Dipantau untuk Tekan Penularan Saat Ramadhan

Setelah periode Idul Fitri terjadi kenaikan kasus seiring tingginya mobilitas warga.

Wihdan Hidayat / Republika
Warga mengikuti vaksin booster Covid-19 di Dinas Kesehatan Yogyakarta, Senin (28/3/2022). Pasca terbitnya aturan vaksin booster Covid-19 menjadi syarat mudik lebaran 2022, warga mulai menyerbu lokasi vaksinasi Covid-19.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan setidaknya ada tiga indikator yang terus dipantau untuk menekan potensi penularan COVID-19 memasuki bulan Ramadhan, termasuk jumlah capaian vaksinasi.

Baca Juga


"Berkaca dari tahun 2020 dan 2021 setelah periode Lebaran dan Idul Fitri potensi terjadinya kenaikan kasus akan meningkat seiring dengan tingginya mobilitas dan kegiatan masyarakat," kata Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari Jakarta, Selasa (29/3/2022).

Oleh karena itu, lanjutnya, pada tahun ini terus dilakukan upaya maksimal untuk menekan penularan COVID-19, apalagi mengingat telah terjadi transisi kegiatan agar masyarakat dapat lebih produktif.

Wiku mengatakan pemerintah memantau tiga indikator untuk menekan penularan COVID-19 memasuki bulan Ramadhan tahun ini, yaitu angka Rt yang merupakan pengukuran epidemiologis menggambarkan potensi penularan virus di tengah masyarakat.

Wiku mengatakan Rt atau angka reproduksi virus per 24 Maret 2022 memperlihatkan penurunan di seluruh kepulauan besar di seluruh Indonesia jika dibandingkan kondisi pada 10 Maret 2022. Penurunan terbesar terjadi di Nusa Tengara, dari 1,14 per 10 Maret menjadi 1,01 pada 24 Maret 2022.

Angka Rt ditargetkan turun di bawah 1, khususnya untuk daerah tujuan mudik, seperti Jawa dan Sumatera.

Selain itu, pemerintah juga terus berupaya menurunkan angka tingkat positif atau positivity rate. Tingkat positif mingguan nasional saat ini adalah 5,2 persen, atau turun dari pekan sebelumnya di angka 8,81 persen.

Namun, kata Wiku, jumlah orang yang diperiksa, baik menggunakan tes PCR atau antigen juga mengalami penurunan. Pada pekan ini telah diperiksa sekitar 700.000, yaitu PCR 185.000 orang dan 517.000 antigen.

Koordinator Tim Pakar Satgas Penganan COVID-19 itu menjelaskan bahwa jumlah itu terbilang rendah jika dibandingkan tes yang dilakukan saat puncak penyebaran varian omicron, yakni lebih dari dua juta orang. 

Indikator ketiga yang dipantau oleh pemerintah untuk menekan penularan COVID-19 jelang Ramadhan adalah capaian vaksinasi. Capaian vaksinasi COVID-19 dosis pertama secara nasional saat ini mencapai 72 persen dari total populasi.

Baca juga : Salimah Sulsel Gelar Tarhib Ramadhan 1443 H

Dosis kedua mencapai 58 persen dari populasi Indonesia dan 7 persen untuk vaksin penguat. Untuk kategori masyarakat rentan seperti lansia, dosis satu telah mencapai 79 persen, dosis kedua 60,8 persen dan dosis ketiga 10,06 persen dari total target 21,5 juta lansia.

"Melihat dari perkembangan tersebut, kita perlu melakukan upaya ekstra untuk pelaksanaan ibadah bulan Ramadhan dan Idul Fitri," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler