Eropa Isyaratkan Bersatu Lawan Tuntutan Pembayaran Gas Rusia

Rusia meminta pembayaran gas dalam rubel.

AP Photo/Emilio Morenatti
Operator bekerja di kilang regasifikasi Enagas, kilang LNG terbesar di Eropa, di Barcelona, Spanyol, Selasa, 29 Maret 2022. Pada Kamis (31/3/2022), Moskow memutuskan bahwa pembeli asing gas Rusia harus membuka rekening rubel di Gazprombank yang dikelola negara mulai Jumat atau berisiko terputus.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Negara-negara di Eropa berjanji untuk tetap bersatu melawan permintaan Rusia yang meminta mereka membayar gasnya dalam rubel. Mereka telah bersiap untuk gangguan impor gas karena Presiden Rusia Vladimir Putin mencari pembalasan atas sanksi Barat dengan mengancam penghentian pasokan.

Baca Juga


Beberapa pembeli dan pemerintah sedang mencari cara untuk membayar gas dalam rubel karena Moskow dalam beberapa hari terakhir telah meningkatkan ancaman pemotongan pasokan gas jika persyaratan pembayarannya tidak terpenuhi. Dengan beberapa minggu tersisa sebelum tagihan jatuh tempo, pemerintah Eropa, yang bergantung pada Rusia untuk lebih dari sepertiga gasnya, berbicara dengan perusahaan energi tentang permintaan Rusia.

Namun demikian, Komisi Eropa mengatakan mereka yang memiliki kontrak yang membutuhkan pembayaran dalam euro atau dolar harus mematuhinya. Kontrak yang disepakati harus dihormati.

"97 persen dari kontrak yang relevan secara eksplisit menetapkan pembayaran dalam euro atau dolar. Perusahaan dengan kontrak semacam itu tidak boleh menyetujui permintaan Rusia," kata juru bicara Komisi Eropa.

Kremlin mengatakan pada Jumat (1/4/2022) bahwa pihaknya tidak akan segera mematikan keran ke Eropa. Pasalnya, pembayaran atas pengiriman yang jatuh tempo setelah 1 April akan dilakukan pada paruh kedua bulan ini dan Mei.

Pernyataan tersebut dan sikap Eropa yanf akan mengambil pendekatan pragmatis, melegakan pasar. Harga gas, yang naik karena kekhawatiran gangguan, turun.

"Jika keadaan tetap seperti ini, secara keseluruhan tidak banyak yang akan berubah," kata Menteri Transisi Ekologi Italia Roberto Cingolani kepada RAI.

Pada Kamis (31/3/2022), Moskow memutuskan bahwa pembeli asing gas Rusia harus membuka rekening rubel di Gazprombank yang dikelola negara mulai Jumat atau berisiko terputus. Analis mengatakan rencana pembayaran rubel, yang memperkuat posisi Gazprom di jantung perdagangan gas Rusia, lebih tentang melindungi perusahaan minyak dan gas dari sanksi masa depan daripada merampas bahan bakar Eropa.

Gazprombank telah terhindar dari sanksi keras yang dikenakan pada bank Rusia lainnya. Sehingga, pembeli gas Eropa dapat membuka rekening dan membiarkan pemberi pinjaman membeli rubel atas nama mereka. 

Meskipun ekspor energi adalah pengungkit paling kuat bagi Putin untuk melawan sanksi Barat, ruangnya untuk bermanuver juga terbatas. Pasalnya, Moskow tidak memiliki pasar alternatif untuk gasnya, yang disalurkan ke Eropa. 

 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler