Persiapkan Diri Menyambut Ramadhan

Ramadhan kali ini pun tetap mempunyai nilai yang istimewa bagi umat Islam.

Republika/Thoudy Badai
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis berpose untuk Republika pada gelaran Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (1/1).
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, umat Islam dinilai perlu melakukan persiapan diri yang matang.Hal itu agar Ramadhan nanti dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Baca Juga


Meski masih ada kasus Covid-19, Ramadhan kali ini pun tetap mempunyai nilai yang istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia mengingat melandainya pandemi. Untuk mengulasnya, wartawati Republika Imas Damayanti berbincang dengan Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI)KH Cholil Nafismelalui sambungan telepon, Rabu (30/3/2022).

Berikut kutipannya.

 

 

 

Apa saja yang perlu dipersiapkan seorang Muslim dalam menyambut Ramadhan?

Ada tiga persiapan. Yang pertama, siapkan iman bahwa kita senang dengan datangnya Ramadhan, bukan dibuat-buat atau pura-pura.Kita senang dengan hadirnya bulan penuh ampunan, bulannya Alquran ini. Kedua, Islamnya.Bagaimana puasa yang baik, puasa yang maksimal bisa kita jalankan.

Jangan sampai kita hanya puasa tinggalkan makan-minum dan hubungan suami istri saja, tapi kita harapkan kita bisa juga puasa meninggalkan maksiat dan kemungkaran. Sehingga kita tidak lagi gibah, share-share sesuatu yang tidak pasti.

Ketiga, adalah bagaimana kita bisa meninggalkan hal-hal duniawi karena Allah.Kita pastikan secara fisik juga yang sehat, rohani kita bersihkan sehingga sehat jasmani rohani ini bisa kita hadirkan menjelang Ramadhan.

Ramadhan kali ini bisa menjadi momentum kebangkitan umat?

Kita bisa ambil hikmah dari puasa, (yakni)Ramadhan untuk jadi balai trainingatau madrasatun insaniyatun.Bagaimana kita bisa menanamkan ikhlas. Ingat bahwa ikhlas itu artinya semua karena Allah, dan latihannya itu ya pada Ramadhan. Kita tinggalkan makan- minum dan maksiat itu karena Allah.

Sebenarnya, filosofi imsak itu kanmenahan diri, kontrol diri. Sebagaimana yang halal pun kita tinggalkan karena Allah (dalam Ramadhan), apalagi yang haram. Makin kita bisa mengontrol diri, kita makin waras. Semakin kita tidak bisa mengontrol diri, kita semakin tidak waras.

Mari kita minta tolong kepada Allah dengan shalat, hanya pada Ramadhan sajalah ada Tarawih. Shalat itu mengajarkan kedisiplinan.Kalau itu bisa kita lakukan, kita bisa majukan peradaban. Di Jepang dan Eropa itu per adabannya maju karena mereka tepat waktu, mereka sangat disiplin dengan waktu. Jadi, kalau kita disiplin dengan waktu, itu kita bisa maju.Dan, ini latihannya pada Ramadhan. Demikian juga dengan bekerja, bekerjalah dengan disiplin.

 

 

Bagaimana ajaran Nabi menjelang Ramadhan?

Kalau kita diajarkan oleh Nabi, ya Nabi itu berdoa menjelang Ramadhan. Kalau sebe lumnya kita sudah latihan puasa menjelang Ra madhan, nah sekarang kita latihan baca Alquran.Oleh karena itu, umat Muslim sekalian, kita perlu membiasakan ini. Termasuk shalat malamnya.

Ibadah, istighfar, dan tentu yang khas pada Ramadhan adalah iktikaf perlu kita laksanakan. Kita bermuhasabah, memohon ampunan kepada Allah. Mari bersama-sama kita maksimalkan ibadah pada Ramadhan ini, semoga Allah juga berikan kita kemudahan.

Apa pesan Pak Kiai terhadap umat dalam menyiapkan diri menghadapi bulan suci?

Beberapa kejadian pada tahun ini adalah banyak teman-teman kita yang meninggal dunia. (Ramadhan) tahun lalu mungkin mereka masih bercengkrama dengan kita, masih ber sama, sekarang mereka tidak bisa lagi menjalankan. Maka, ayo kita maksimalkan Ramadhan ini, anggap Ramadhan ini adalah lumbung nya pahala.

Jadi momentum bagi kita untuk mudahnya masuk surga kalau kita jadikan sebagai lumbung pahala. Jadi, kalau kita sampai kepada Ramadhan, namun kita tidak menjalankannya dengan maksimal, ini ibaratnya ayam yang mati di lumbung padi. Maka itu, kita harus maksimalkan. Dan ingat, surga itu nomor dua, yang pertama adalah ridha Allah SWT kepada kita. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler