Sakit Kepala Bisa Jadi Gejala Hipertensi, Ukur Tekanan Darah untuk Memastikannya
Hipertensi sering kali tidak bergejala.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi di mana kekuatan darah jangka panjang terhadap arteri cukup tinggi sehingga memicu masalah kesehatan. Hipertensi memengaruhi hampir sepertiga orang dewasa dan diperkirakan masih banyak yang belum menyadarinya karena tidak merasakan gejala.
Meskipun tekanan darah tinggi jarang menyebabkan gejala yang nyata, ada beberapa tanda yang bisa membantu mengidentifikasinya. Salah satu tanda yang bisa menjadi peringatan silent killer ini adalah sakit kepala.
Profesor Kesehatan Masyarakat di New Mexico State University di Amerika Serikat, dr Jagdish Khubchandani, mengatakan bahwa gejala sakit kepala mungkin muncul sebagai pertanda hipertensi. Tapi perlu dicatat bahwa sakit kepala adalah gejala yang tidak konsisten dan tidak meyakinkan.
"Cara terbaik untuk mengetahui tentang hipertensi adalah dengan memeriksa tekanan darah," kata Khubchandani, seperti dilansir Express, Sabtu (2/4/2022).
Pakar juga menyebutkan tanda-tanda lain dari tekanan darah tinggi, yakni sakit dada, kelelahan, sulit bernapas, kelelahan, masalah penglihatan, dan kebingungan. Dr Khubchandani menjelaskan, nyeri dada adalah gejala nyeri lain yang mungkin terjadi dengan atau tanpa sakit kepala selama krisis hipertensi. Namun, pada kebanyakan orang dengan hipertensi, ini bukan gejala yang umum terlihat.
"Nyeri dada hanya bisa dengan tekanan darah yang sangat tinggi, terutama dengan serangan jantung atau penyakit arteri koroner," jelas dia.
Cara yang paling dapat diandalkan adalah melakukan cek tekanan darah tinggi. Tekanan darah diukur dengan dua angka yakni, tekanan sistolik (angka yang lebih tinggi) dan diastolik (angka yang lebih rendah), yang tercatat dalam milimeter air raksa (mmHg).
Tekanan darah dianggap tinggi jika mencapai 140/90 mmHg atau apa pun yang mendapat skor lebih tinggi. Jika Anda berusia di atas 80 tahun, jumlah ini disesuaikan menjadi 150/90 mmHg atau lebih tinggi.
Setelah terkonfirmasi hipertensi, Anda mungkin harus menyesuaikan kebiasaan gaya hidup atau mulai minum obat. Perubahan gaya hidup efektif yang dapat membantu menurunkan hipertensi termasuk mengurangi garam, kafein dan alkohol, berolahraga, berhenti merokok dan menurunkan berat badan jika obesitas.