WHO: 65 Persen Warga Afrika Sudah Pernah Kena Covid-19

Sebanyak 67 persen orang positif Covid-19 di Afrika tak menunjukkan gejala.

AP/Denis Farrell
Seorang warga menjalani tes Covid-19 di sebuah lokasi dekat Johannesburg, Afrika Selatan, Senin, 13 Desember 2021. Analisis WHO memperlihatkan angka kasus Covid-19 di Afrika jauh lebih tinggi dari angka yang dilaporkan secara resmi.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa hingga 65 persen penduduk Afrika telah terinfeksi SARS-CoV-2. WHO memperkirakan jumlah kasus Covid-19 di sana sebenarnya mungkin hampir 100 kali lebih banyak daripada yang selama ini dilaporkan.

Dalam analisis baru yang dirilis Kamis (7/4/2022), WHO meninjau 151 studi Covid-19 di Afrika berdasarkan sampel darah warga pada periode Januari 2020 hingga Desember 2021. September 2021 lalu, sekitar 65 persen orang yang dites diketahui terpapar Covid-19.

Baca Juga


Itu berarti ada sekitar 800 juta infeksi. Sementara itu, hanya sekitar delapan juta kasus yang dilaporkan secara resmi ke WHO selama periode tersebut.

"Penghitungan yang berkurang ini terjadi di seluruh dunia dan tidak mengherankan bahwa jumlahnya sangat besar di Afrika, di mana ada begitu banyak kasus tanpa gejala," kata Direktur WHO Afrika, Matshidiso Moeti.

Analisis WHO menemukan bahwa sebanyak 67 persen pasien Covid-19 di Afrika tak menunjukkan gejala ketika terinfeksi penyakit. Persentase itu lebih tinggi daripada wilayah dunia lainnya. Meskipun ada peringatan berulang kali bahwa virus corona akan melumpuhkan Afrika, benua itu termasuk yang paling sedikit terdampak pandemi.

Dalam analisis barunya, WHO mengatakan kasus Covid-19 lebih ringan yang terlihat di Afrika sebagian disebabkan oleh proporsi orang dengan faktor risiko mendasar yang jauh lebih sedikit. Faktor itu antara lain mengidap tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung.

Populasi muda Afrika juga menjadi faktor pelindung lain. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa infeksi sebelumnya dengan penyakit termasuk malaria, mungkin menawarkan perlindungan terhadap virus corona.

Hanya saja, hipotesis itu belum dikonfirmasi. Hingga saat ini, Afrika telah melaporkan 11,5 juta kasus Covid-19 beserta lebih dari 250 ribu kematian.

Menurut WHO, tren penyebaran virus corona di Afrika telah menurun sejak Januari 2022, meskipun ada beberapa varian muncul di beberapa negara, termasuk Afrika Selatan. Pekan lalu, WHO mengatakan, jumlah kematian akibat Covid-19 turun sekitar 30 persen di benua itu.

Dengan kondisi infeksi menurun, Afrika belum dapat menyatakan kemenangan melawan Covid-19. Moeti tetap menyerukan pemerataan vaksinasi. Hingga saat ini, hanya sekitar 15 persen warga Afrika yang telah menjalani vaksinasi Covid-19.

"Risiko munculnya varian yang lebih mematikan yang membanjiri kekebalan yang diperoleh dari infeksi sebelumnya tidak dapat dikesampingkan," ujar Moeti, dikutip dari laman Africa News, Jumat (8/4/2022).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler