Setelah Denmark, Austria, dan Norwegia, Giliran Jepang Usir Diplomat Rusia

Jepang mengusir delapan diplomat Rusia pada Jumat (8/4/2022).

AP/Rodrigo Abd
Polisi bekerja untuk mengidentifikasi warga sipil yang tewas selama pendudukan Rusia di Bucha, Ukraina, di pinggiran Kyiv, sebelum mengirim mayat ke kamar mayat, Rabu, 6 April 2022. Sebagai respons atas invasi terhadap Ukraina maupun aksi mata-mata, semakin banyak negara yang mengusir diplomat Rusia, termasuk Jepang.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Makin banyak negara yang melakukan pengusiran terhadap diplomat rusia. Setelah Denmark, Austria, dan Norwegia, kini giliran Jepang.

Jepang telah mengusir delapan diplomat Rusia pada Jumat (8/4/2022) dalam sebuah langkah yang jarang sekali terjadi. Kebijakan itu ditempuh untuk menanggapi invasi Rusia di Ukraina, termasuk pembunuhan warga sipil.

Pengusiran itu terjadi setelah negara-negara Uni Eropa, seperti Prancis dan Jerman, pekan ini mengatakan bahwa mereka akan mengusir diplomat Rusia. Moskow mengelak telah menargetkan warga sipil dalam konflik di Ukraina, negara tempat mereka meluncurkan "operasi khusus".

Sejumlah pejabat sektor perdagangan termasuk yang diusir oleh pemerintah Jepang. Namun, duta besar Rusia Mikhail Galuzin tidak tertera di dalam daftar, menurut pejabat kementerian luar negeri, yang menolak memberikan informasi lebih lanjut.

Pengusiran semacam itu jarang terjadi di Jepang. Namun, Jepang pernah melakukannya beberapa kali selama era Soviet.

Perdana Menteri Fumio Kishida akan mengumumkan sanksi tambahan untuk Rusia pada Jumat petang. Pada Jumat pagi, menteri perindustrian menyebutkan bahwa Jepang berencana mengurangi impor batubara Rusia secara bertahap sambil mencari pemasok lain setelah menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.

 

Austria telah mengusir empat diplomat Rusia karena perilaku yang tidak sesuai dengan status diplomatik mereka. Hal tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara menteri luar negeri Austria pada Kamis (7/4/2022).

Baca Juga



Pengusiran terjadi menyusul sekelompok negara Uni Eropa yang telah mengambil tindakan serupa pekan ini. Berbeda dengannegara-negara Uni Eropa lainnya, seperti Prancis, Italia dan Jerman, juru bicara Alexander Schallenberg tidak mengatakan langkah itu karena invasi Rusia ke Ukraina.

Tiga diplomat yang diusir bekerja di kedutaan Rusia dan satu lagi bekerja di Salzburg. Mereka harus meninggalkan Austria pada Selasa (12/4/2022).

"(Empat) orang itu telah bertindak dengan cara yang tidak sesuai dengan status diplomatik mereka," kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan singkat tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Alasan seperti itu biasanya digunakan untuk aksi mata-mata. Swedia, Denmark, Yunani, dan Romania juga termasuk di antara negara-negara Uni Eropa yang pekan ini mengumumkan pengusiran diplomat Rusia terkait perang di Ukraina.

Langkah terkoordinasi itu diambil tak lama setelah foto-foto yang tampak seperti mayat warga sipil yang berserakan di jalan-jalan kota Bucha di Ukraina menyebabkan kemarahan internasional.

 

sumber : Antara, Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler