5 Karunia Agung Ini Didapatkan Muslim yang Berjumpa Lagi Ramadhan

Bertemu Ramadhan kembali adalah anugerah yang besar

Pixabay
Ilustrasi Ramadhan. Bertemu Ramadhan kembali adalah anugerah yang besar
Rep: Rossi Handayani Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, – Dari hari kehari, seorang hamba seharusnya senantiasa berupaya untuk menyempurnakan keimanannya. Tidak segera merasa puas dengan pencapaian amal salihnya.  

Baca Juga


Pengasuh pesantren Tunas Ilmu Purbalingga sekaligus dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'i Jember, Ustadz Abdullah Zaen Lc, MA menjelaskan ada dua faktor penting yang akan sangat membantu kita meniti proses penyempurnaan iman. 

Pertama, mengingat bahwa nikmat Allah SWT untuk kita tak terhingga. Kedua, Merasa bahwa amalan kita masih banyak kekurangannya.  

Ustadz Abdullah menjelaskan, dua poin ini tersebut dalam sayyidul Istighfar yang rutin dibaca setiap pagi dan petang yaitu  

"أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي" “Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu.” (HR Bukhari). 

Ustadz mengatakan, merenungi banyaknya karunia Allah SWT di bulan Ramadhan, akan sangat membantu manusia untuk sukses melewati bulan mulia ini. Di antara karunia tersebut yaitu:

Pertama, masih diberi umur oleh Allah SWT. Detik ini ratusan juta orang tidak bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan. Sebab mereka telah berada di alam kubur.

Ternyata ada orang yang masih diberi Allah SWT kesempatan untuk menjumpai bulan istimewa ini. Tentu ini adalah karunia spesial yang wajib untuk disyukuri. 

Sulaiman at-Taimiy rahimahullah bila membangunkan keluarganya di malam-malam Ramadhan, beliau berkata, “Ayo pada bangun! Belum tentu tahun depan kita menjumpai lagi bulan mulia ini.”  

Baca juga: Calon Presiden Prancis Marine Le Pen Bersumpah akan Larang Jilbab Jika Terpilih

Kedua, dikaruniai ilmu tentang cara beri

badah dengan benar. Alangkah banyak orang yang belum mengetahui cara menjalankan ibadah sesuai ajaran agama. 

Padahal salah satu syarat mutlak diterimanya amal adalah harus sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. 

Manusia patut bersyukur kepada Allah dikaruniai ilmu tentang cara berpuasa yang benar, cara shalat yang benar, cara membaca Alquran yang benar, dan lain sebagainya. 

Ketiga, ditolong Allah SWT untuk menjalankan ibadah. Tidak setiap orang yang menjumpai Ramadhan, fisiknya sehat dan hatinya tergerak untuk memanfaatkan secara maksimal peluang emas ini.

Betapa banyak orang yang terbaring tak berdaya di rumah sakit. Sejatinya tidak sedikit di antara mereka yang ingin berpuasa, namun tidak mampu. 

Sebaliknya amat disayangkan masih terlihat di sana-sini, orang-orang yang sehat badannya, namun tanpa malu makan-minum, bahkan merokok di siang bulan Ramadhan. 

“Lebih parahnya mereka belum tergugah untuk menunaikan sholat lima waktu, na’udzu billah min dzalik). Bila seseorang bersemangat untuk beribadah di bulan suci ini, itu semata-mata karena taufik dan pertolongan dari Allah SWT,” ujar dia.  

Keempat, diberi rezeki oleh Allah SWT. Tidak pantas mengeluhkan kekurangan ini dan itu di meja makan saat berbuka puasa atau sahur. Sebab masih banyak orang yang bahkan tidak mempunyai walau secuil makanan untuk berbuka atau sahur. 

Baca juga: Motif Tentara Mongol Eksekusi Khalifah Terakhir Abbasiyah dengan Dilindas Kuda

“Alhamdulillah jika masih bisa makan dan minum. Bahkan banyak sekali orang yang gemar berbagi takjil di mana-mana,” kata dia. 

 

Dia mengingatkan merenungi nikmat-nikmat di atas dan berbagai karunia Allah SWT lainnya, akan semakin menumbuhkan perasaan cinta kita kepada Allah. Sekaligus menggerakkan lisan untuk senantiasa berdzikir dan memuji Allah SWT.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler