Empat Tips Aman Berpuasa Bagi Penderita GERD

Penyakit pencernaan seperti GERD menjadi momok bagi orang berpuasa

RS Sari Asih
Dokter Umum RS Sari Asih Karawaci Tangerang Fadli Ambara memberikan tips puasa bagi penderita GERD.
Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Penyakit yang mengganggu pencernaan seperti maag, asam lambung atau GERD memang menjadi momok yang cukup menakutkan bagi sejumlah orang yang menjalani ibadah puasa. Dokter Umum RS Sari Asih Karawaci Tangerang Fadli Ambara menyebut ibadah puasa Ramadhan tetap dapat dijalankan oleh para penderita penyakit asam lambung. Ada beberapa tips berpuasa bagi penderita GERD menurut Fadli, yaitu:

1. Konsumsi obat
Biasanya akan timbul rasa tidak nyaman pada penderita GERD/penyakit asam lambung pada saat berpuasa. Jika merasa tidak nyaman, sehari sebelum puasa dan sebelum sahur bisa minum obat terlebih dahulu.

Rasa tidak nyaman itu biasanya hanya terjadi tujuh hingga sepuluh hari di awal puasa. Namun kemudian kondisi tubuh akan beradaptasi dan mulai nyaman menjalani puasa tanpa memerlukan bantuan obat.

2. Pemilihan menu makan
Kurangi konsumsi makanan yang dapat memicu meningkatnya asam lambung, yaitu makanan yang terasa asam, pedas, berlemak tinggi terutama pada saat sahur. Konsumsi makanan tinggi lemak saat sahur dapat membebani lambung. Nantinya saat pagi harinya perut mulai terasa tidak nyaman atau biasa kita sebut begah.
 
Makanan berjenis clean food seperti sayur yang direbus atau protein rendah lemak yang dikukus atau dibakar, serta makanan tanpa rasa pedas dan asam bisa menjadi pilihan sebagai menu sahur. "Kemudian saat berbuka, baru bisa konsumsi makanan berlemak seperti kolak, gulai atau rendang, tapi jangan berlebihan,” kata Fadli.

3. Waktu makan

Pastikan tidak melewatkan waktu sahur dan hindari tidur setelah sahur, agar tidak memperberat kerja dari LES sehingga mengurangi resiko terjadinya GERD. Berbuka tidak dengan makanan yang terlalu banyak dan terlalu cepat.

Baca Juga


Setelah berbuka dengan makanan yang manis, dianjurkan untuk sholat maghrib terlebih dahulu, kemudian selesai sholat baru dilanjutkan dengan makan berat. Tujuannya ini supaya lambung tidak kaget dan tentu saja agar mengurangi risiko terjadinya GERD.

4. Kapan sebaiknya tidak puasa

Jika gejala GERD memberat seperti mual-mual, rasa panas di daerah dada (heartburn), dan sesak, maka tidak disarankan untuk melanjutkan puasa. Apalagi sampai timbul gejala muntah, praktis hal tersebut sudah membatalkan puasa kita. “Kesimpulannya janganlah takut untuk berpuasa bagi para penderita penyakit GERD atau asam lambung,” terang Fadli Ambara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler