Subvarian XE, XD dan XF Diwaspadai Picu Kenaikan Kasus Pascamudik
Subvarian XE, XD dan XF hingga kini belum ditemukan di Tanah Air.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Dessy Suciati Saputri, Antara
Di tengah berbagai pelonggaran kegiatan masyarakat akibat penurunan kasus Covid-19, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan masyarakat harus tetap waspada. Menjelang Lebaran, pemerintah memilih mengambil sikap siaga mewaspadai potensi kenaikan kasus Covid-19.
Pemerintah pun mengkategorikan subvarian Omicron jenis XE, XD dan XF sebagai mutasi virus yang perlu diwaspadai muncul dari aktivitas mudik Lebaran 2022. "Walaupun dikatakan lebih cepat menular dibandingkan varian Omicron dan data yang ada sampai saat ini belum memadai, sebagai bagian untuk mitigasi mudik, varian ini jadi perhatian kita bersama," kata Nadia, Selasa (12/4/2022).
Ia mengatakan dalam skala global, sejumlah peneliti sudah menemukan subvarian baru XE, XD dan XF. Tapi, semuanya belum ditemukan di Indonesia.
Ia mengatakan varian XE merupakan gabungan genetik dari subvarian BA.1 dan BA.2 yang kali pertama terdeteksi dari spesimen pada 19 Januari di Inggris. "Hingga saat ini Inggris sudah ada 763 kasus XE," katanya.
Nadia yang juga Sekretaris Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI mengatakan karakteristik yang dimiliki XE lebih cepat menular dibandingkan BA2. "Tapi, belum cukup bukti epidemiologis untuk memperlihatkan perubahannya di masyarakat," ujarnya.
Nadia mengatakan subvarian XD adalah gabungan dari Delta AY.4 dan Omicron BA.1. Sementara XF ditemukan di Inggris, tetapi dengan jumlah kasus yang masih sangat sedikit.
Nadia mengatakan pemerintah telah menyusun langkah mitigasi mudik Lebaran 2022 untuk mengantisipasi kemunculan varian baru Covid-19 di Tanah Air, sebab XE, XD dan XF merupakan jenis yang sama dengan Omicron, di antaranya melalui vaksinasi dosis lengkap serta dosis penguat.
Berdasarkan data Kemenkes, dalam beberapa hari terakhir telah terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Pulau Jawa dan Bali. "Dalam beberapa hari terakhir ini terjadi peningkatan proporsi kasus baru di Jawa-Bali. Tetapi kalau dibandingkan situasi puncak, masih sangat jauh," katanya dalam konferensi pers secara daring.
Nadia merinci pada Ahad (10/4/2022) terjadi peningkatan 169 kasus baru di Pulau Jawa dan Bali dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa hari ke depan. Lima provinsi tersebut yakni DKI Jakarta, Jawa Tengah, Bangka Belitung, Kalimantan Utara dan Bali.
"Peningkatan angka positif ini akan meningkatkan risiko laju penularan yang lebih tinggi," tuturnya.
Nadia mengungkapkan, peningkatan laju kasus di wilayah tersebut di bawah 0,1 persen dari situasi gelombang Omicron yang terjadi pada Februari 2022. Meskipun demikian, kenaikan kasus di lima provinsi tersebut perlu diwaspadai meski situasi secara nasional terus melandai secara konsisten.
"Kita tahu situasi pandemi terus menerus membaik. Tapi kita perlu tetap waspada terutama dalam waktu dekat akan ada hajatan perayaan agama yang cukup besar dan jadi ujian kita bersama," ujarnya.
Nadia melanjutkan, secara nasional kasus Covid-19 bergerak fluktuatif. Namun, secara umum terjadi penurunan kasus signifikan bila dibandingkan pekan sebelumnya.
"Kemarin dilaporkan kasus sebanyak 2.930 kasus, ada peningkatan dari beberapa hari sebelumnya dan bersifat fluktuatif," katanya.
Untuk kasus kematian, sambung Nadia, mengalami penurunan 33 persen atau berada pada angka 75 jiwa. Jumlah tersebut menurun dari laporan mingguan sebanyak 100 jiwa.
Sedangkan angka positivity rate dalam sepekan terakhir mencapai 4,6 persen dan positivity rate harian 3 persen. Berita baiknya, angka ini sudah di bawah angka yang ditetapkan World Health Organization (WHO).
Nadia melanjutkan, untuk indikator perawatan rumah sakit dan isolasi berada pada angka 6,67 persen. Angka ini sudah ada pada angka di bawah 10 persen dari target keterisian rumah sakit.
Nadia menambahkan varian Omicron telah menggeser posisi varian Delta di Indonesia berdasarkan hasil pemeriksaan 9.385 genom sekuensing sejak Januari 2022. Jumlah pemeriksaan genom sekuensing itu, kata Nadia, meningkat lima kali lipat dibandingkan pekan ke-13 tahun 2021.
"Kita juga melihat secara nasional varian Omicron mendominasi, berdasarkan peningkatan proporsi dari subvarian BA.2. Sementara varian Delta sudah semakin turun distribusinya di Indonesia," katanya.
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengatakan, pemerintah melakukan optimalisasi pelayanan mudik lebaran tahun ini. Tahun ini karena sudah terjadi penurunan kasus, diperkirakan terdapat 85,5 juta orang yang akan mudik.
“Aparat harus turut memberikan kenyamanan kepada pemudik, jangan malah memberikan kejengkelan karena kemacetan, kejengkelan karena cari BBM sulit, cari toilet susah. Ini semua harus bisa diantisipasi. Intinya, jangan memberikan image bahwa pemerintah tidak bisa mengatur mudik,” tegas Moeldoko.
Moeldoko juga mengingatkan arahan Presiden Joko Widodo terkait pelaksanaan protokol kesehatan dan persyaratan vaksin untuk mudik. Ia mengatakan, pelaksanaan ketentuan protokol kesehatan dan persyaratan vaksin untuk mudik, harus mengacu pada satu regulasi atau aturan. Sehingga implementasi di lapangan tidak berbeda-beda dan membingungkan masyarakat.
“Jangan sampai nanti perjalanan darat beda dengan udara dan laut. Aturannya harus satu, harus sama. Jangan membuat masyarakat bingung. Dan yang tak kalah penting, pelaksanaan prokes dan vaksin harus sesingkat mungkin jangan malah membuat macet,” pesan Moeldoko.