Ilmuwan Temukan Bukti Fosil yang Mungkin Jadi Penanda Kehidupan Pertama di Bumi

Temuan fosil menandakan kehidupan mungkin ada sejak 300 juta tahun terbentuknya Bumi.

pixabay
Ilustrasi alam semesta.
Rep: mgrol136 Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti menemukan apa yang mungkin merupakan bentuk kehidupan fosil paling awal. Bentuk kehidupan fosil paling awal ini ditemukan pada singkapan batuan vulkanik dan sedimen yang terbuka di pantai timur Teluk Hudson di Quebec utara.

Baca Juga


Nenek moyang mikroba ini hidup antara 3,75 dan 4,28 miliar tahun yang lalu, hanya 300 juta tahun setelah Bumi ada. Jika kehidupan muncul begitu cepat di Bumi, ini menunjukkan bahwa abiogenesis proses di mana materi tak hidup berubah menjadi entitas hidup berpotensi 'mudah' untuk dicapai. Dari hipotesis ini, ilmuwan menyimpulkan bahwa kehidupan di Semesta mungkin lebih umum daripada yang kita duga.

Sabuk Supracrustal Nuvvuagittuq, singkapan berbatu yang sebelumnya jauh di bawah laut dan dekat dengan sistem ventilasi hidrotermal, memberikan bukti untuk bentuk kehidupan awal ini. Setelah ribuan tahun perubahan geologis dan aktivitas tektonik, Sabuk telah naik ke permukaan. 

Para peneliti menemukan filamen kecil di Sabuk pada tahun 2017 yang tampaknya dibentuk oleh bakteri, tetapi datanya ambigu. Mereka tidak bisa mengesampingkan kemungkinan reaksi kimia menghasilkan pola yang sebanding di batu.

Sejak itu, tim telah meneliti sampel Sabuk lebih dekat dan sebuah makalah baru yang diterbitkan bulan ini di Science Advances memperkuat argumen untuk kehidupan. Mereka tidak hanya menemukan lebih banyak filamen, bola, dan tabung yang serupa dengan yang dijelaskan pada tahun 2017, tetapi mereka juga menemukan struktur yang lebih besar dan lebih kompleks dengan cabang paralel yang tidak bisa dijelaskan secara kimia.

Temuan baru tidak hanya menunjukkan asal biologis fosil, tetapi juga keanekaragaman awal, dengan berbagai bentuk kehidupan yang menerima energi dari sumber yang beragam. Mikroba di Sabuk mungkin bertahan hidup dengan mengonsumsi zat besi, belerang, karbon dioksida, dan cahaya. 

Penulis utama Dr. Dominic Papineau (UCL) menjelaskan bahwa melihat bukti-bukti itu, ilmuwan menyarankan sejumlah jenis bakteri yang berbeda ada di Bumi antara 3,75 dan 4,28 miliar tahun yang lalu.

 

Para ilmuwan menempatkan sampel melalui serangkaian tes untuk menyingkirkan penyebab geologis dan kimia untuk fosil. Mereka menemukan bahwa filamen lebih baik disimpan dalam kuarsa halus, yang kurang rentan terhadap perubahan metamorf dari kuarsa kasar, dengan melihat irisan tipis kertas dari batu di bawah mikroskop. 

Hal ini menunjukkan bahwa filamen tidak terbentuk sebagai hasil metamorfosis (pemanasan dan pemerasan batuan). Mereka kemudian membandingkan jumlah elemen tanah jarang di Sabuk dengan formasi batuan yang berumur serupa di seluruh dunia untuk lebih tepat menentukan penanggalan lokasi dan memastikan bahwa fosil itu benar-benar setua kemunculannya.

Tim merasa bahwa makhluk biologis adalah penjelasan yang paling mungkin untuk filamen di Sabuk setelah melakukan penyelidikan yang cermat ini, meskipun selalu ada ruang untuk keraguan. Kemungkinan tetap bahwa 'fosil' diciptakan oleh proses yang tidak hidup.

Bahkan jika mereka abiotik, para peneliti percaya bahwa mereka "dapat mengungkapkan bentuk prebiotik kompleks di Bumi awal."

Penemuan ini bisa memiliki konsekuensi besar bagi pencarian kehidupan di planet lain di Tata Surya. Artinya, dalam situasi yang tepat, kehidupan dapat terbentuk dengan cepat dan di mana saja. 

 

Makalah ini menyimpulkan bahwa jika kehidupan berevolusi ke tingkat yang terorganisir di planet purba yang layak huni hanya dalam beberapa ratus juta tahun, ekosistem mikroba seperti itu bisa ada di permukaan planet lain di mana air cair berinteraksi dengan batuan vulkanik, dan kehidupan di luar bumi mungkin lebih luas dari yang diperkirakan sebelumnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler