Pasien Covid-19 di Surabaya Tersisa Kurang dari 50 Orang

Sejak 23 Maret 2022, penambahan kasus harian Covid-19 di Kota Surabaya di bawah 100

ANTARA/Didik Suhartono
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga (booster) kepada warga di Masjid Muhammad Cheng Hoo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (31/3/2022). Vaksinasi dosis ketiga yang digelar Yayasan Muhammad Cheng Hoo bekerja sama dengan Polrestabes Surabaya dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya itu menyasar 700 takmir masjid, ustaz, ustazah, dan 300 masyarakat umum.
Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya menyatakan pasien Covid-19 di Kota Pahlawan, Jawa Timur, pada pekan kedua Bulan April 2022 tersisa kurang dari 50 orang.

Baca Juga


Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina di Surabaya, Selasa (19/4/2022), mengatakan, sejak tanggal 23 Maret 2022, penambahan kasus harian konfirmasi Covid-19 di Kota Surabaya, berada di bawah angka 100 (pasien).

"Dan per tanggal 06 April hingga 12 April 2022, penambahan kasus harian konfirmasi Covid-19 berada di bawah angka 50 (pasien)," kata Nanik.

Nanik mengatakan, berdasarkan data assesmen situasi Covid-19 di Kota Surabaya oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, pada pekan kedua bulan Maret 2022 hingga pekan kedua bulan April 2022, kasus konfirmasi Covid-19 berada di angka 53.93 persen per 100 ribu penduduk menjadi 6.76 per 100 ribu penduduk.

"Angka rawat inap rumah sakit mencapai 7.41 persen per 100 ribu penduduk, menjadi 2.29 persen per 100 ribu penduduk. Serta, angka positivityrate sebesar 8.36 persen menjadi 1.24 persen," kata dia.

Menurut dia, penyebab terjadinya penurunan kasus Covid-19 di Kota Surabaya adalah capaian program vaksinasi yang cukup baik, yakni capaian dosis primer maupun booster yang cukup signifikan, sehingga membentuk kekebalan tubuh masyarakat terhadap Covid-19. Selain itu, kata dia, Dinkes Surabaya juga terus berupaya untuk melakukan pembatasan aktivitas masyarakat, mulai pembatasan mobilitas masyarakat antar wilayah di Indonesia, hingga luar Negeri untuk meminimalisir potensi terjadinya penularan Covid-19.

"Hal ini dinilai efektif untuk menurunkan penularan Covid-19 di masyarakat, dengan terus dilakukan dievaluasi setiap dua pekan. Serta, melakukan pengawasan prokes untuk memastikan kedisiplinan masyarakat," kata dia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler