Biang Kerok, Umpatan Betawi yang Sukses Mengorbitkan Benyamin Sueb
Berkat umpatan Biang Kerok, nama Benyamin Sueb meroket lewat film "Benyamin Biang Kerok".
CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.
Meriah banget merupakan istilah Betawi yang merupakan padanan (persamaan) dari kata biang kerok. Seperti orang yang suka usil, atau suka mengganggu dan menyusahkan orang lain. Dalam 'Kamus Dialek Jakarta' Dr Abdul Chair, Dosen Bahasa Universitas Negeri Jakarta, biang kerok diartikan sebagai sumber dari segala keributan, biang dari kericuhan dan orang yang selalu menimbulkan kegaduhan serta kegelisahan.
Sedangkan kata kerok bisa pula diartikan macam-macam. Seperti orang yang kacau hitungannya atau tidak dapat menghitung dengan baik disebut kerok. "Kerok die ngitungnye," kata yang sering diucapkan orang Betawi jika mendapati kawannya salah menghitung.
BACA JUGA: Sempat Tantang Novel Bamukmin Duel, Denny Siregar: Gak Jadi Deh, Gw Males Bulan Puasa Berantem
Ada juga kerok yang bukan dari kata sifat, tapi dari kata kerja. Seperti mengerok badan orang yang sakit atau masuk angin.
Ungkapan 'biang kerok' pernah heboh dan memanaskan suhu politik setelah diucapkan Gus Dur. Namun bagi anak-anak Betawi, kata biang kerok sendiri sudah seperti lalapan. Artinya sudah merupakan kebiasaan mereka sejak kecil. Mulai dari hal-hal yang kecil dan sepele, sampai ke soal-soal besar.
BACA JUGA: Panas Dingin Hubungan Gus Dur-Habib Rizieq, Ejekan Buta Mata Buta Hati Dibalas Sebutan Teroris Lokal
Pihak Barat dalam menyerang kebijakan politik Bung Karno pada akhir 1950-an dan 1960-an sering menggunakan kata-kata trouble maker atau biang kerok. Mengingat Bung Karno ketika itu merupakan tokoh negara dunia ketiga, yang sering menyerang imperialisme dan kolonialisme.
"Kaum imperialis tidak pernah memperkenankan kemerdekaan tipe Sukarno, Norodom Sihanouk, Mao Tse Tung, Jamal Abdul Nasser dan Nkrumah, karena tidak mau menjadi boneka imperialisme," kata-kata yang sering diucapkan Bung Karno untuk membalas serangan pers Barat.
BACA JUGA: Ustadz Khalid Basalamah: Tak Ada Syariat Rayakan Nuzulul Quran, Alquran Turun pada Lailatul Qadar
Dalam istilah yang lebih keren biang kerok disebut provakator. Istilah yang paling banyak diisukan sebagai biang keladi berbagai kerusuhan sejak reformasi tiga tahun lalu. Sekalipun baru pada bentuk tuduhan karena sejauh ini belum terbukti ada yang ditahun.
Tapi, ungkapan biang kerok bagi almarhum Benyamin S. punya arti sendiri. Karena ternyata telah mengangkat pamor dan reputasinya. Bahkan berkat filmnya yang berjudul "Benyamin Biang Kerok", putra kelahiran Betawi ini namanya pun meroket.
BACA JUGA: Humor Gus: Tanya Pendapat Istri Soal Hukum Poligami, Boleh Asal Jangan Suami Saya
Memang tingkah Benyamin dalam film lawak yang diproduksi pada 1972 ini, sangat mencengkelkan. Ia bermain dengan teman duetnya Ida Royani.
Sebagai sopir bernama Pengki (nama yang banyak terdapat di Betawi waktu itu), secara licik mencatut tiap membeli bensin. Mengganti namanya menjadi Franki, dan berlagak jadi tuan besar. Dengan mobil tuannya merayu-rayu banyak cewek cantik.
BACA JUGA: Humor: Soekarno Otak Kanan Besar, Habibie Otak Kiri Besar, Gus Dur Sama Besar Tapi Suka Gak Nyambung
Pernah majikan dan keluarganya yang sudah berpakaian rapi jadi batal pergi ke pesta. Karena ketika hendak pergi ternyata sang sopir tidak berada di tempat.
Setelah lama dicari-cari ternyata si sopir tengah tidur nyenyak. Bukan di mobil, tapi ngumpet di suatu tempat. "Dasar biang kerok lu," kata Hamid Arif dan Mak Uwok dengan nada kesal, setelah batal ke pesta.
BACA JUGA: Humor Gus: Cinta Sejati Seperti Tarawih Mampu Bertahan Sampai 23 Rakaat, Tapi Mas Saya Muhammadiyah
Tingkahnya yang juga bikin senewen sang majikan adalah lagaknya seolah-olah sebagai tuan besar. Ia selalu lolos dalam ulahnya merugikan orang lain. Termasuk menipu dan menilep uang sang majikan.
Tapi terakhir kali ia tidak dapat lolos ketika dua gadis cantik sama-sama datang ke rumah majikannya yang diakui sebagai rumahnya sendiri. Maka tamatlah riwayatnya sebagai sopir. Ia dipecat mesti tetap sambil mengejek.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Perbedaan Muhammadiyah-NU, Muhammadiyah Ajarannya Merujuk ke Rasulullah, NU Ya Sama
Setelah mencapai sukses dalam film ini, tahun berikutnya masih film humor, Benyamin melanjutkannya dengan "Biang Kerok Beruntung". Di sini ia bermain sebagai peramal bernama Wan Bakar. Dan lagi-lagi si biang kerok memang benar-benar beruntung.
BACA JUGA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Podcast: Sejak Kapan Tradisi Membeli Baju Baru Lebaran di Indonesia Dimulai?
> Humor Gus Dur: Nasabah Protes Kartu ATM-nya Macet, Ternyata karena Dilaminating Kayak KTP
> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja
> Humor Gus Dur: Anggota DPR Dipanggil Prof, Dikira Profesor Ternyata Provokator
> 3 Ulama Indonesia yang Jadi Imam di Masjidil Haram Mekkah
> Pendeta Saifudin Ibrahim Sebut Gus Dur tidak Pernah Sholat
> Berburu Janda Pejabat Belanda di Batavia, Orang Tionghoa Cari PSK di Mangga Besar
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Humor Gus Dur: Pendeta Baptis Mobil Kiai, Dibalas Kiai Sunat Motor Pendeta
> Asal Usul Nama-Nama Tempat di Jakarta: Dari Ancol Sampai Kampung Ambon
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.