Pusing Bisa Jadi Salah Satu Tanda Awal Strok, Terasa 7 Hari Sebelum Serangan
Tanda-tanda peringatan strok dapat terjadi tujuh hari sebelum serangan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Strok adalah kerusakan otak yang diakibatkan oleh penyumbatan atau gumpalan pada aliran darah di otak. Meskipun terjadi secara tiba-tiba, tanda-tanda peringatan dapat terlihat sejak tujuh hari sebelum serangan.
Ini dapat terjadi ketika gumpalan darah menyumbat aliran darah ke organ untuk sesaat, sebelum dilarutkan secara alami oleh tubuh. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), gangguan ini dapat menyebabkan pusing atau kehilangan koordinasi.
CDC telah mengeluarkan pernyataan yang menegaskan pentingnya bertindak cepat ketika gejala strok muncul. CDC mengingatkan bahwa seseorang juga mungkin mengalami kesulitan berjalan, kehilangan koordinasi, atau kehilangan keseimbangan ketika kena strok.
Menurut platform Saebo yang menyediakan solusi terapi untuk pasien strok, pusing mungkin merupakan salah satu tanda peringatan dini strok. Saebo menjelaskan bahwa pasien cenderung mengalami pusing mendadak, kesulitan berjalan, kehilangan keseimbangan atau koordinasi.
"Kata kuncinya di sini adalah tiba-tiba, yakni suatu saat Anda baik-baik saja, tapi kemudian merasa pusing atau kesulitan menjaga keseimbangan tubuh. Ini adalah tanda lain bahwa otak dipengaruhi oleh sesuatu," jelas platform Saebo, seperti dilansir laman Express.
Penelitian awal, yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah American Academy of Neurology menunjukkan bahwa hingga 43 persen pasien mungkin mengalami gejala serangan sementara dalam tujuh hari menjelang strok. Gejala-gejala ini terjadi ketika peristiwa iskemik sementara menyebabkan aliran darah ke otak terputus untuk beberapa saat.
Gumpalan darah ini biasanya cepat teratasi dengan tindakan melarutkan gumpalan alami tubuh untuk mengembalikan aliran darah. Gejala yang menyertai suatu peristiwa biasanya berumur pendek, hanya berlangsung beberapa menit.
Beberapa gejala yang lebih mencolok mungkin termasuk perasaan tiba-tiba lemah di lengan atau wajah atau mati rasa. Mencari perawatan medis ketika gejala seperti itu muncul dapat mengarah pada perawatan yang berpotensi menyelamatkan jiwa. Meskipun sifatnya sesaat, serangan iskemik transien membawa risiko strok berulang yang signifikan pada hari-hari dan pekan-pekan berikutnya.
Langkah-langkah inti pencegahan terhadap strok utamanya ialah untuk mengelola kondisi predisposisi, seperti kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi. Lalu, jalani diet sehat dan olahraga rutin.
Harvard TH Chan School of Public Health menyatakan bahwa orang yang mengonsumsi makanan dengan makanan nabati yang sehat dalam jumlah yang lebih tinggi dan makanan nabati yang kurang sehat dalam jumlah yang lebih rendah dapat mengurangi risiko strok. Itu jika dibandingkan dengan orang-orang dengan pola makan berkualitas rendah.
Pola makan nabati yang sehat adalah dengan mengonsumsi sayuran berdaun hijau, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Diet ini umumnya mencakup tingkat yang lebih rendah dari konsumsi biji-bijian olahan, kentang, dan gula tambahan.
Gabungan langkah-langkah diet yang disebutkan di atas telah terbukti menurunkan risiko strok secara keseluruhan hingga 10 persen. Di samping itu, tidak minum alkohol dan menghindari asap rokok sama pentingnya untuk melindungi otak dan jantung dari kerusakan.