Sambut Hari Kartini, Ketua DPR Berkisah tentang Sarinah
Ketua DPR berkisah tentang Sarinah yang menjadi sumber inspirasi Soekarno
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, Ketua DPR RI Puan Maharani berkisah tentang Sarinah. Puan juga menyampaikan ucapan selamat Hari Kartini bagi seluruh perempuan di Indonesia.
Dulu, kata Puan, Kartini memperjuangkan akses pendidikan yang setara bagi para perempuan, maka para Kartini masa kini harus berjuang dengan lebih baik lagi. "Kartini masa kini tak lagi hanya terbatas menjadi ibu rumah tangga, tapi juga bisa membangun karier menduduki posisi-posisi strategis," kata Puan dalam siaran persnya, Kamis (21/4/2022).
Keberhasilan perempuan megisi posisi strategis, menurut Puan, bisa dilihat dari jumlah perempuan yang mengisi kursi DPR RI. Representasi perempuan di Senayan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Jumlah Anggota DPR RI perempuan di periode 2019-2024 mencapai 118 orang atau mencapai 20,5 persen dari total 575 anggota terpilih. Jumlah itu meningkat dibandingkan periode 2014-2019 lalu yang mencapai 97 orang saja.
"Dengan makin banyaknya perempuan di posisi strategis, maka kebijakan yang diambil juga bisa lebih berpihak pada kaum perempuan," kata Puan, perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI.
Namun tentunya meneruskan perjuangan Kartini bagi perempuan tak hanya bisa dilakukan lewat jalur politik. Perempuan di Indonesia bisa menjalani peran di bidangnya masing-masing. Perempuan harus konsisten dan berupaya untuk terus berkontribusi bagi negeri. "Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang," kata Puan mengutip salah satu tulisan RA Kartini.
Bertepatan dengan Hari Kartini, Puan jadi terkenang dengan Sarinah, sosok perempuan yang telah menginspirasi Bung Karno. Sarinah adalah pengasuh Soekarno saat kecil. Menurut Puan, Sarinah sangat berperan dalam perjalanan hidup kakeknya tersebut. Sarinah mengasuh Soekarno hingga tumbuh menjadi seorang pemimpin besar yang memproklamirkan kemerdekaan RI.
"Dari Sarinah, Soekarno belajar banyak hal. Khususnya mengenai cinta kepada rakyat kecil," kata Puan.
Soekarno mengenal Sarinah sejak umur 6 tahun. Saat itu Soekarno kecil baru pindah dari Surabaya ke Mojokerto bersama orang tuanya. Di sanalah orang tua Soekarno bertemu Sarinah, seorang gadis yang kemudian menjadi asisten keluarga mereka. Namun, Sarinah bukan pelayan dalam pengertian barat melainkan sudah dianggap seperti keluarga.
Soekarno pun akhirnya menjadi sangat dekat dengan sosok Sarinah. Jika Sarinah sedang memasak di dapur, Soekarno akan duduk di sebelahnya untuk menemani. Saat itulah Sarinah memberi banyak pesan dan petuah yang kemudian menjadi pelajaran berharga bagi perjalanan hidup Soekarno. Melalui bukunya yang berjudul “Sarinah, Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia", Soekarno menjelaskan arti Sarinah bagi dirinya.
“Pengasuh saya bernama Sarinah, ia “mbok” saya. Ia membantu ibu saya dan dari dia saya menerima banyak rasa cinta dan rasa kasih. Dari dia saya banyak mendapatkan pelajaran mencintai “orang kecil”. Dia sendiri pun “orang kecil”, tetapi budinya selalu besar,” tulis Soekarno.
Belakangan, Soekarno pun mengabadikan nama Sarinah ke gedung pencakar langit pertama di Indonesia yang kini dikenal dengan nama Mal Sarinah.