Inggris: Tidak Ada Ancaman Nyata Meningkatnya Ketegangan di Ukraina
Inggris sebut tidak ada ancaman nyata meningkatkan eskalasi perang di Ukraina.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menurut Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey tidak ada ancaman nyata meningkatkan eskalasi perang di Ukraina. Ia membantah pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov yang baginya hanya bermulut besar.
Sebelumnya Lavrov mengatakan dunia tidak boleh mengecilkan resiko konflik nuklir. Ia mengatakan pengiriman senjata Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke Ukraina "pada dasarnya" merupakan perang proksi dengan Rusia.
"Pernyataan Lavrov selama 15 tahun lebih sejak ia menjadi menteri luar negeri Rusia telah menjadi semacam kesombongan, menurut saya saat ini tidak ada ancaman nyata meningkatnya ketegangan," kata Heappey pada stasiun televisi BBC, Selasa (26/4/2022).
"Apa yang Barat lakukan untuk mendukung sekutu di Ukraina telah disesuaikan dengan sangat baik, semua yang kami lakukan disesuaikan untuk menghindari konfrontasi langsung dengan Rusia," katanya.
Pada Sky News, Heappey mengatakan meski NATO memperkuat sayap timurnya tapi sebagai organisasi tidak memberikan bantuan militer. "Komunitas pendonor bukan NATO," kata Heappey.
"Upaya donor sesuatu yang dilakukan bersama-sama antara negara, ya memang kebanyakan dari NATO, tapi juga dari luar, NATO tidak memberikan bantuan militer," tambahnya.
Rusia menyebut invasi ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus" untuk mengalahkan fasis. Kiev dan Barat mengatakan tuduhan itu mengada-ada hanya sebagai alasan untuk menggelar agresi tanpa provokasi.
Heappey mengatakan Ukraina memiliki hak untuk menyerang jalur logistik dan bahan bakar Rusia. Ia menyadari senjata-senjata yang disediakan masyarakat internasional kini memiliki jangkauan untuk digunakan Rusia.
"Itu tidak jadi masalah, banyak negara lain di seluruh dunia yang menggunakan peralatan yang diimpor dari negara dan ketika perangkat itu digunakan anda tidak bermaksud menyalahkan negara yang memproduksinya, anda menyalahkan negara yang menembakkannya," kata Heappey pada Times Radio.