Tiga Hal yang Harus Diketahui Sebelum Sholat Idul Fitri

Tidak ada adzan dan iqamah pada sholat Idul Fitri.

Antara/Asprilla Dwi Adha
Sejumlah umat muslim mendengarkan ceramah usai shalat Idul Fitri 1442 H di Jalan Arif Rahman Hakim, Depok, Jawa Barat, Kamis (13/5/2021). Pemerintah Kota Depok memperbolehkan masyarakat melaksanakan shalat Idul Fitri 1442 H di sejumlah masjid dan lapangan terbuka dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19. Tiga Hal yang Harus Diketahui Sebelum Sholat Idul Fitri
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sholat Idul Fitri merupakan sholat sunnah muakaddah yang dikerjakan berjamaah dua rakaat. Adapun persiapan sholat Idul Fitri menurut buku Bekal Ramadhan dan Idul Fitri tulisan Muhammad Saiyid Mahadhir menjelaskan tiga persiapan Sholat Idul Fitri.

Baca Juga


1. Menyusun shaf 

Umumnya sholat sunnah Idul Fitri dihadiri oleh umat Islam baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, dan banyak juga anak-anak ikut hadir. Dalam kondisi seperti ini, sunnahnya susunan shaf sholatnya adalah jamaah laki-laki di depan, kemudian di belakang mereka anak-anak, jamaah berkelamin ganda baru kemudian jamaah perempuan.

Imam An Nawawi menuliskan,

 وإن حضر رجال وصبيان وخنائي ونساء تقدم الرجال ثم الصبيان ثم الخنائي ثم النساء 

"Apabila ada banyak makmum dari kalangan laki laki, anak-anak, mereka yang berkelamin ganda, (jika memang ada) dan perempuan, maka jamaah makmum laki-laki yang di depan, kemudian anak-anak, kemudian berkelamin ganda kemudian perempuan.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw 

عن أبي هريرة – رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : خير صفوف الرجال أولها ، وشرها آخرها ، وخير صفوف النساء آخرها ، وشرها أولها ، 

Dari Abu Hurairah ra, Rasullah saw bersabda, "Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang pertama, dan sejelek-jeleknya adalah yang terakhir. Sedangkan sebaik-baiknya shaf perempuan adalah yang terakhir dan yang paling jeleknya adalah yang pertama." (HR Muslim) 

 

2. Tanpa adzan dan iqamah 

Sholat Id tidak ada adzan dan iqamah. Ibnu Abbas ra dan Jabir ra menegaskan bahwa, 

لم يكن يؤذن يوم الفطر ولا يوم الأضحى

Tidak ada adzan pada hari raya Idul Fitri tidak juga ada pada hari raya Idul Adha (HR Bukhari) 

Dalam riwayat lainnya, berdasarkan cerita dari sahabat Jabir ra, Jabir berkata:

 صلیت مع رسول الله صلى الله عليه وسلم العيدين غير مرة ولا مرتين بغير أذان ولا إقامة 

Saya sholat bersama Rasulullah saw pada dua hari raya bukan hanya sekali dua, didalam sholat itu tidak ada adzan juga tidak ada iqamah (HR . Muslim) 

Namun dalam madzhab Sayafi'i disukai untuk disebutkan sebelum sholat dengan kata - kata, 

الصلاة جامعة

Dan jikapun ada yang mengucapkan,

حي على الصلاة

Maka yang demikian sifatnya la ba'sa atau boleh-boleh saja.

 

3. Tanpa sholat qabliyah dan ba'diyah 

Di dalam sholat Id, tidak ada sholat sunnah, baik qabliyah (sebelum) atau ba'diyah (sesudahnya). Dasarnya adalah, 

وعن ابن عباس أن النبي صلى يوم العيد ركعتين لم يصل قبلهما ولا بعدهما

Dari Ibnu Abbas ra , berkata: "Sesungguhnya Nabi saw ketika melaksanakan sholat Id, beliau tidak melaksanakan sholat apapun baik sebelum atau sesudahnya" (HR Bukhari dan Muslim) 

Namun dalam madzhab Syafi'i, khusus untuk makmum, maka hukumnya boleh-boleh saja shalat sunnah, baik sebelum maupun sesudahnya, baik di rumah ataupun di tempat dimana sholat  hari raya dikerjakan, asalkan sholat sunnah tersebut tidak ada hubungannya dengan sholat sunnah hari raya. Maka berdasarkan penjelasan ini jika sholat dilaksanakan di masjid, misalnya, boleh hukumnya sholat sunnah Tahiyyatul Masjid atau boleh juga sholat duha sementara menunggu imam atau boleh juga qadha sholat.

Namun, tidak ada sholat sunnah sebelum dan sesudah dalam hadist itu maksudnya adalah sholat qabliyah dan ba'diyah, lebih khsusus lagi hadits tersebut teruntuk bagi imam sholat hari raya, dimana imam disunnahkan datang belakangan setelah semua orang kumpul di masjid atau lapangan. Pada saat imam datang, maka takbiran dihentikan serta imam langsung memimpin sholat Id tanpa harus terlebih dahulu sholat dua rakaat untuk Tahiyyatul Masjid. 

Hal ini berdasarkan perilaku Rasulullah: 

روى أبو سعيد الخدري رضي الله عنه قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يخرج يوم الفطر والأضحى إلى المصلى ، فأول شيء يبدأ به الصلاة 

Abu Said Al Khudri berkata, "Hal pertama yang Rasulullah SAW kerjakan setelah keluar menuju mushala (lapangan) pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha adalah sholat (maksudnya sholat Id itu sendiri) 

Namun dalam mahazab Hanbali makruh hukumnya mengqadha sholat sebelum sholat Id, karena menurut Imam Ahmad ada kekhawatiran nanti orang-orang mengikutinya, pun demikian dengan sholat sunnah lainnya. Begitu juga dalam mazhab Hanafi makruh hukumnya secara umum jika ada yang mengerjakan sholat sunnah sebelum atau sesudah sholat Id.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler