Fadli Zon Komentari LPDP Pekerjakan Profesor Islamofobia dalam Seleksi Beasiswa

Menurut Fadli, di AS, Inggris, dan Singapura, beasiswa tak dikaitkan dengan agama.

Republika/Febrianto Adi Saputro
Anggota Komisi I DPR RI, Fadli Zon di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, Fadli Zon merasa heran mengapa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan yang berada di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mempekerjakan Prof Budi Santosa Purwakartiko sebagai interviewer calon penerima beasiswa. Menurut dia, tindakan rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) tersebut sudah menyalahi aturan ketika melabeli calon penerima beasiswa LPDP berhijab dengan sebutan 'penutup kepala ala manusia gurun'.

Dalam opininya yang viral, Prof Budi menunjukkan secara tersirat jika tak suka dengan mahasiswa yang senang menggunakan bahasa langit, seperti insya Allah, barakallah, dan lainnya. "Sebaiknya mereka yang terpapar Islamofobia ini segera dihentikan, hasil seleksi dievaluasi," kata Fadli dikutip dari akun Twitter, @fadlizon di Jakarta, Senin (2/5/2022).

Fadli pun membandingkan pengalamannya ketika menerima beasiswa dari berbagai mancanegara. Dia malah tidak pernah mengalami, pewawancara beasiswa menyinggung soal pakaian dan agama yang mengajukan beasiwa.

Wakil ketua umum DPP Partai Gerindra tersebut pun heran, mengapa LPDP mempekerjakan profesor yang mengidap penyakit Islamofobia sebagai tim seleksi beasiswa. "Saya pernah mendapat beasiswa dari negara Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura, tak ada dikaitkan dengan keyakinan agama. Kok LPDP yang merupakan beasiswa dari uang rakyat Indonesia bisa 'Islamofobia'?" kata Fadli menegaskan.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler