Cuaca Panas Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Kulit, Waspada Lima Hal Ini
Kanker kulit disebut berkaitan erat dengan musim panas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam waktu dekat, musim panas akan segera tiba. Meski identik dengan berbagai kegiatan yang menyenangkan, kehadiran musim panas ternyata bisa memunculkan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
Menurut ahli dermatologi Dr Adam Friedmann, salah satu faktor risiko kanker kulit yang berkaitan erat dengan musim panas adalah paparan sinar matahari yang berlebih. Faktor risiko lainnya adalah kulit terbakar akibat paparan sinar matahari, khususnya bagi orang-orang yang berkulit putih.
Dr Friedmann juga menyoroti beberapa faktor risiko lain yang patut diwaspadai. Sebagian di antaranya adalah riwayat kulit yang mudah terbakar oleh sinar matahari, adanya keluarga yang mengidap melanoma maligna, memiliki masalah sistem imun, memiliki banyak tahi lalat, dan menggunakan obat penekan imun.
"Kulit memiliki kemampuan yang berbeda untuk menjadi gelap. Semakin gelap kulit alami seseorang, semakin terlindungi dia dari kanker kulit," ujar Dr Friedmann, seperti dilansir Express, Selasa (10/5/2022).
Akan tetapi, orang-orang tidak harus berdiam diri di rumah selama musim panas untuk menghindari risiko kanker kulit. Dr Friedmann mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dan menurunkan risiko kanker kulit.
Salah satu di antaranya adalah mengaplikasikan tabir surya dengan SPF yang tinggi. Semakin tinggi SPF, semakin kuat perlindungan yang diberikan terhadap paparan sinar UVB.
Selain melindungi diri dari paparan sinar UVB, penting juga untuk melindungi diri dari paparan UVA. Terlebih, paparan UVA memiliki efek jangka panjang yang lebih merusak kulit.
"Sebagai contoh, penuaan kulit dini dan kanker kulit," jelas Dr Friedmann.
Oleh karena itu, usahakan untuk memilih tabir surya ber-SPF tinggi yang juga dapat memberikan perlindungan dari paparan sinar UVA. Tabir surya yang dapat memberikan perlindungan dari paparan sinar UVA biasanya memiliki tanda plus atau tanda bintang pada kemasannya.
"Pilih yang setidaknya memiliki 4 bintang rating UVA," jelas Dr Friedmann.
Bila kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari sudah terlanjur terjadi, satu hal yang perlu dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, Dr Friedmann juga menganjurkan orang tua untuk melindungi anak mereka, khususnya anak kecil dan bayi, dari paparan sinar matahari.
"Kerusakan kulit akibat sinar UV yang terjadi pada masa kanak-kanak biasanya baru terlihat beberapa tahun setelahnya," jelas Dr Friedmann.
Bila harus beraktivitas di bawah terik matahari, orang tua sebaiknya mengaplikasikan tabir surya dengan SPF 50 pada anak mereka. Selain itu, anak dengan kulit yang lebih putih sebaiknya menggunakan pakaian yang tertutup bila harus terpapar langsung oleh teriknya cahaya matahari.
Terlepas dari berbagai upaya yang sudah dilakukan, Dr Friedmann mengatakan kanker kulit masih memiliki kemungkinan untuk terjadi. Oleh karena itu, penting bagi orang-orang untuk mengetahui gejala kanker kulit sehingga bisa mengenalinya lebih dini.
Secara umum, ada dua jenis kanker kulit yaitu melanoma dan non melanoma. Kanker kulit melanoma biasanya lebih agresif, sedangkan kanker kulit non melanoma umumnya berkembang dan menyebar secara lambat.
Sebelum melanoma muncul, kulit biasanya akan menunjukkan beberapa tanda peringatan. Sebagian di antaranya adalah kulit kemerahan dan kulit mengelupas. Kanker kulit pun bisa memunculkan gejala seperti kemunculan tahi lalat yang berubah ukuran, bentuk, atau warna.
Semakin cepat kanker ditemukan, semakin besar harapan hidup dan peluang kesembuhan yang dimiliki pasien. Di samping itu, kanker kulit juga memiliki angka harapan hidup yang sangat tinggi dibandingkan jenis kanker lain.