Xi Undang Presiden Baru Korsel ke China

Xi meminta Seoul perkuat hubungan dengan Beijing di tengah persaingan dengan AS.

Huang Jingwen/Xinhua via AP
Presiden China Xi Jinping mengundang Presiden baru Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol ke China.
Rep: Fergi Nadira Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden China Xi Jinping mengundang Presiden baru Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol ke China. Ia juga meminta Seoul memperkuat hubungan dengan Beijing di tengah meningkatnya persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Baca Juga


Selama kunjungan kehormatan ke kantor kepresidenan di Seoul, Selasa (10/5/2022), Wakil Presiden China Wang Qishan mengatakan kepada Yoon, bahwa Xi menyambut Yoon untuk mengunjungi China pada waktu yang nyaman bagi kedua belah pihak. Wang juga menghadiri pelantikan Yoon.

"China dan Korea Selatan adalah tetangga yang bersahabat dan mitra strategis," kata Wang seperti dikutip laman Korean Times, Rabu (11/5/2022). "Memperkuat hubungan Beijing-Seoul di tengah kesulitan saat ini yang dihadapi dunia semakin penting bagi kedua negara dan seluruh dunia," ujarnya menambahkan.

Moon Jae-in, sebagai presiden pendahulu mengunjungi China pada 2017 dan 2019. Xi tidak melakukan kunjungan balasan ke Seoul yang memicu spekulasi bahwa Beijing ingin menampilkan kehadiran diplomatik yang lebih kuat. Xi belum melakukan perjalanan ke luar negeri sejak merebaknya pandemi COVID-19.

Wang menyarankan lima proposal hubungan Seoul-China kepada Yoon. Proposal tersebut diantaranya memperkuat komunikasi bilateral strategis, memperdalam kerja sama praktis di bidang ekonomi, meningkatkan persahabatan antara rakyat kedua negara, koordinasi bilateral dalam isu-isu multilateral, dan meningkatkan kerja sama dengan China dalam menangani masalah Korea Utara (Korut).

Wang menekankan pentingnya koordinasi bilateral dalam masalah multinasional. "Usulan keempat adalah koordinasi multilateral yang erat antara China dan Korea Selatan," kata Wang.

"China senang dengan Korea Selatan meningkatkan perannya dalam masalah internasional dan regional, dan akan melakukan upaya untuk melindungi multilateralisme dan perdagangan bebas melalui komunikasi strategis dengan Seoul. Melalui ini kami ingin mempercepat pembangunan dan kemakmuran regional dan global," imbuhnya.

Menurut Wang, kini China tengah berusaha untuk segera membentuk perjanjian perdagangan bebas antara Korsel, Cina dan Jepang. Para ahli mengatakan pernyataan ramah itu berisi taktik China untuk menguji strategi diplomatik pemerintah Yoon.

"Undangan dan proposal ditafsirkan sebagai taktik diplomatik China untuk menguji apakah pemerintah Yoon akan condong ke AS seperti yang dijanjikan presiden dalam kampanyenya," kata Go Myong-hyun, seorang peneliti di Institut Asan untuk Studi Kebijakan.

"Saat mengundang presiden baru ke Beijing, China juga membuat proposal yang dipandang sebagai upaya untuk menetapkan agenda pertemuan puncak potensial antara Yoon dan Xi. Meskipun agenda rinci akan dibahas dalam pembicaraan tingkat kerja, pemerintah Yoon harus melihat proposal tersebut. sebagai prasyarat atau kemungkinan agenda untuk KTT," ujarnya menambahkan.

Yoon telah menekankan pentingnya hubungan aliansi Korea Selatan-AS sepanjang 10 bulan karir politiknya, sambil mengkritik "ambivalensi strategis" pendahulunya Moon Jae-in antara dua negara adidaya. Undangan dan proposal untuk hubungan Seoul-Beijing yang lebih kuat menempatkan Yoon dalam posisi yang sulit.

Selama pertemuan, Yoon memberi tahu Wang bahwa dia senang Xi mengirimkan surat dan memberi selamat kepadanya melalui panggilan telepon setelah kemenangan pemilihannya. "Saya juga sangat senang bahwa Wakil Presiden Wang telah berkunjung ke Seoul dan saya sangat menyadari bahwa China menghargai hubungan bilateral.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler