IDAI: Imunisasi Saat Pandemi Efisien Cegah Penyakit yang Lebih Menular daripada Covid-19

Imunisasi merupakan program layanan kesehatan yang sangat terdampak oleh pandemi.

ANTARA/Fauzan
Seorang tenaga kesehatan menyiapkan vaksin measles rubella sebelum disuntikkan kepada siswa sekolah dasar kelas 1 saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SDN Pasar Baru 1, Kota Tangerang, Banten, Senin (25/10/2021). Imunisasi pada masa pandemi sangat efisien dalam melindungi anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas Imunisasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Hartono Gunardi mengatakan imunisasi pada masa pandemi sangat efisien dalam melindungi, anak dari ancaman penyakit yang lebih menular dari Covid-19. Ia menyebut, imunisasi merupakan program layanan kesehatan yang sangat terdampak pandemi di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Baca Juga


"Itulah yang membuat terjadinya peningkatan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," kata Prof Hartono saat menyampaikan keterangan pers virtual yang diikuti dari Youtube Kemenkes RI di Jakarta, Kamis (12/5/2022).

Adapun jenis penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi di antaranya hepatitis B, poliomyelitis, tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, pneumonia, dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib). Berdasarkan hasil penelitian, menurut Hartono, setiap kasus anak yang terinfeksi Covid-19 saat melakukan imunisasi setara dengan 80 kematian yang bisa dicegah oleh imunisasi.

"Imunisasi pada masa pandemi sangat efisien dalam melindungi anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," katanya.

Menurut Prof Hartono, masyarakat sering takut untuk mengakses layanan imunisasi di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia karena Covid-19 sangat menular. Sebab, satu penderita Covid-19 bisa menulari tiga hingga lima orang sehat lain bila tidak diimunisasi.

Hartono mencontohkan campak sebagai salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Campak bahkan jauh lebih menular daripada Covid-19. Satu penderita campak bisa menulari sekitar 12 hingga 18 anak lain yang tidak diimunisasi.

"Kita perlu waspada dengan penyakit ini," katanya.

Penyakit lainnya adalah rubella. Ini dapat mengakibatkan kecacatan pada janin yang dikandung dan menjadi beban anak seumur hidup untuk mengakses pengobatan, dikucilkan masyarakat, dan menjadi beban bagi pembiayaan yang bersumber dari keuangan negara.

Prof Hartono menyebut imunisasi adalah program yang mulia dalam mencegah penyakit. Ada 1,7 juta anak yang belum mendapat imunisasi lengkap.

"Ini perlu dilindungi agar anak sehat dan tubuh berkembang jadi generasi emas pada 2045," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler