Bocah 10 Tahun di AS Meninggal karena Ikut Blackout Challenge, TikTok Digugat

Hingga kini 'blackout challenge' TikTok dikaitkan dengan empat kematian anak.

Pixabay
Hingga kini 'blackout challenge' TikTok dikaitkan dengan empat kematian anak.
Rep: Meiliza Laveda Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, PHILADELPHIA -- Orang tua di Amerika Serikat (AS) menggugat TikTok karena putri mereka yang baru berusia 10 tahun diduga mencekik dirinya sendiri hingga tewas saat mengikuti tantangan viral. Menurut pengaduan resmi yang diajukan di pengadilan federal, Nylah Anderson ditemukan sudah tidak sadarkan diri di kamar tidurnya di Philadelphia pada Desember 2021.

Baca Juga


Nylah dilaporkan sedang mengikuti tantangan bernama blackout challenge. Dia menghabiskan lima hari di unit perawatan intensif sebelum meninggal.

Sang ibu, Tawainna Anderson menuduh TikTok dan perusahaan induknya ByteDance yang lalai dalam memeriksa konten di platform. Dia mengatakan tantangan berbahaya itu ditemukan di umpan TikTok yang diatur oleh algoritma dengan minat anak berusia 10 tahun.

“Algoritma menentukan blackout challenge yang mematikan itu dirancang dengan baik dan kemungkinan menarik bagi Nylah Anderson yang berusia 10 tahun. Sebagai akibatnya, dia meninggal,” kata Tawainna, dikutip Daily Star, Senin (16/5/2022).

Blackout challenge mendorong pengguna untuk mencekik diri mereka sendiri sampai mereka pingsan dan sadar kembali di depan kamera. Tantangan tersebut diduga menyebabkan kematian serupa di masa lalu.

TikTok tidak segera menanggapi gugatan tersebut, tetapi dia menanggapi kematian Nylah dalam pernyataan sebelumnya. “Tantangan yang mengganggu ini, yang tampaknya dipelajari orang dari sumber selain TikTok, sudah lama ada sebelum platform kami,” kata TikTok.

Dalam konferensi pers, Tawainna menangis saat menceritakan soal putrinya. “Ikatan yang tak terpatahkan dalam keluarga kami sekarang hancur dan hampa,” ujarnya. Dia menggambarkan sosok putrinya sebagai gadis yang aktif, bahagia, sehat, dan sangat cerdas dengan berbicara tiga bahasa.

“Sudah saatnya tantangan berbahaya ini berakhir agar keluarga lain tidak mengalami patah hati yang kita jalani setiap hari,” tambahnya.

Menurut pengacara, analisis forensik telepon Nylah menunjukkan aplikasi sedang digunakan pada saat dia ditemukan tidak sadarkan diri. “Nylah mengalami penderitaan yang mengerikan saat dia berjuang untuk bernapas dan perlahan-lahan sesak napas sampai mendekati titik kematian," kata gugatan itu.

Dalam gugatan dijelaskan blackout challenge berkaitan dengan setidaknya empat kematian anak-anak lain yang mengikuti tantangan. Semakin populernya platform media sosial dan algoritma agresif telah membuat pengguna muda melakukan aksi berbahaya, termasuk memanjat piramida peti susu yang ditumpuk, menjilati kursi toilet untuk tantangan virus corona, dan memakan jagung yang menempel pada bor listrik.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler