Jaring Investor di Akhir Masa Jabatan, Anies Dikritik

Anies dinilai tidak seharusnya membuat keputusan strategis di akhir masa jabatan.

@aniesbaswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, Dirut PT MRT Jakarta William P Sabandar bertemu Menteri Perdagangan Internasional Inggris Rt Hon Anne-Marie Trevelyan MP di London, Jumat (13/5/2022).
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Gilbert Simanjuntak, mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan yang masih menjaring investor untuk MRT Jakarta di akhir periode pemerintahannya. Padahal, menurut dia, pada sisa masa jabatannya yang kurang dari enam bulan, Anies dilarang membuat keputusan strategis.

“Tentu tidak boleh secara UU membuat keputusan strategis di akhir jabatan. Jadi mencanangkan program tersebut yang sampai 2050 terdengar seperti tong kosong. Apa yang disampaikan Anies berbeda dengan realita di lapangan,” kata Gilbert saat dihubungi, Senin (16/5/2022).

Dia menambahkan, kunjungan Anies ke markas Bloomberg di Inggris dan lainnya untuk membuat rencana jangka panjang sangat aneh. Pasalnya, rapat internal dengan DPRD kerap ditinggalkan Anies, padahal langkah itu dinilai Gilbert sebagai penyampaian pertanggungjawaban.

“Bukannya menuntaskan masalah di DKI, apalagi ada wabah hepatitis akut. Anies paling suka lepas tangan,” lanjutnya.

Penjajakan Anies ke Inggris dan Eropa untuk kerjasama MRT, dinilai Gilbert juga dirasa aneh. Terlebih, kerjasama MRT dan Jakarta selama ini dilakukan dengan Jepang.

Diketahui, Anies berkunjung ke Eropa dan delapan perusahaan di sana untuk menjaring investor proyek MRT fase tiga dan empat. Hingga kini, MRT fase dua masih berlangsung.

Di Inggris, Anies Rasyid Baswedan, baru saja menemui CEO of Bloomberg New Energy Finance (Bloomberg NEF), John Moore di Bloomberg European Headquarters, London. Dalam pertemuan itu, Anies mengupayakan kerjasama pengoperasian kendaraan umum bertenaga listrik secara menyeluruh pada 2030.

Anies, juga menyampaikan target Kota Jakarta mencapai net zero emissions pada tahun 2050, khususnya melalui kebijakan sustainable mobility. "Kebijakan sustainable tersebut melalui pengembangan pedestrian, jalur sepeda, integrasi transportasi publik multimoda, target elektrifikasi 50 persen armada Transjakarta pada tahun 2025, dan elektrifikasi seluruh armada Transjakarta pada tahun 2030, dan kebijakan terkait lainnya," ujar Anies dalam keterangannya yang diterima Republika di Jakarta, Senin (16/5/2022).

Dijelaskan dia, Bloomberg NEF sebagai penyedia penelitian strategis, dinilai dapat membantu mengarahkan investasi dan menghasilkan ide-ide yang dapat membantu mempercepat transisi tersebut di Jakarta. Termasuk, Indonesia pada umumnya.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler