Penyelidikan Independen Temukan Dugaan Pasukan Israel Tembak Abu Akleh

Bukti mendukung keterangan saksi bahwa tembakan Israel membunuh Abu Akleh.

AP/Adel Hana
Sebuah mural terbunuhnya jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh menghiasi dinding, di Kota Gaza, Minggu, 15 Mei 2022. Abu Akleh ditembak dan dibunuh saat meliput serangan Israel di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada 11 Mei 2022 .
Rep: Rizky Jaramaya Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Beberapa kelompok penyelidik dan badan hak asasi manusia telah meluncurkan penyelidikan independen terkait kematian jurnalis veteran Aljazirah, Shireen Abu Akleh. Konsorsium penyelidik internasional yang berbasis di Belanda, Bellingcat, menerbitkan analisis bukti video dan audio yang dikumpulkan di media sosial.  

Baca Juga


Materi tersebut berasal dari sumber militer Palestina dan Israel. Mereka melakukan analisis dengan melihat beberapa faktor seperti tanda waktu, lokasi video, bayangan, dan analisis audio forensik dari tembakan.
 
Bellingcat menemukan bahwa, orang-orang bersenjata dan tentara Israel berada di daerah itu ketika terjadi penembakan terhadap Abu Akleh. Bukti mendukung keterangan saksi bahwa tembakan Israel membunuh Abu Akleh.
 
“Berdasarkan apa yang dapat kami tinjau, (tentara Israel) berada di posisi terdekat dan memiliki garis pandang paling jelas ke Abu Akleh,” kata peneliti utama Bellingcat, Giancarlo Fiorella, dilansir Aljazirah, Selasa (17/5).
 
Fiorella mengakui bahwa, analisis tidak dapat 100 persen pasti tanpa bukti seperti peluru, atau senjata yang digunakan oleh tentara dan lokasi GPS pasukan Israel.  Namun dia mengatakan munculnya bukti tambahan biasanya mendukung kesimpulan awal dan hampir tidak pernah membalikkan fakta. 
 
Israel telah menyerukan penyelidikan bersama dengan Palestina atas kematian Abu Akleh.Para pejabat Palestina mengatakan, mereka tidak mempercayai Israel.
 
Kelompok hak asasi manusia mengatakan, Israel memiliki catatan buruk dalam menyelidiki pelanggaran oleh pasukan keamanannya. Israel sebelumnya meminta Palestina untuk menyerahkan bukti peluru yang menembus kepala Abu Akleh.
 
 
 

Menurut Israel, peluru itu harus dianalisis oleh para ahli balistik untuk mengetahui pelaku penembakan. Namun Palestina dengan tegas menolak permintaan Israel tersebut.
 
Pada Ahad (15/5/2022) malam, Palestina mengatakan, mereka akan melakukan penyelidikan independen atas kematian Abu Akleh dan memberikan hasilnya segera. Perdana Menteri Palestina, Mohammed Shtayyeh mengatakan, Palestina menolak untuk melakukan penyelidikan internasional dan lebih mempercayai penyelidikan independen.
 
"Kami mempercayai kemampuan kami sebagai lembaga keamanan. Kami tidak akan menyerahkan bukti apa pun kepada siapa pun karena kami tahu bahwa orang-orang ini dapat memalsukan fakta," ujar Shtayyeh.
 

 

Pasukan Israel telah menembak mati Abu Akleh yang sedang meliput serangan di Kota Jenin, di wilayah pendudukan Tepi Barat, pada Rabu (11/5/2022). Dia terkena peluru tajam dan dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis.
 
Abu Akleh mengenakan rompi pers ketika dia ditembak di kepala.  Dia dinyatakan meninggal di rumah sakit.
 
Seorang jurnalis Palestina yang berdiri di samping Abu Akleh ketika dia ditembak, Shatha Hanaysha, mengatakan, tidak ada konfrontasi antara pejuang Palestina dan tentara Israel di lapangan. Hanaysha mengatakan, kelompok jurnalis telah menjadi sasaran serangan Israel.
 
"Kami empat wartawan, kami semua memakai rompi, semua memakai helm. Tentara pendudukan (Israel) tidak berhenti menembak bahkan setelah dia pingsan. Saya bahkan tidak bisa mengulurkan tangan untuk menariknya karena tembakan. Tentara bersikeras menembak untuk membunuh," ujar Hanaysha, kepada Aljazirah.
 
Abu Akleh adalah salah satu koresponden lapangan pertama, yang bergabung dengan Aljazirah pada 1997. Wartawan Aljazirah lainnya, Ali Samoudi, juga ditembak dengan peluru tajam di punggung. Samoudi telah menerima perawatan medis, dan dilaporkan dalam kondisi stabil.
 
Kepala biro Aljazirah di Ramallah, Walid al-Omary, mengatakan, tidak ada penembakan yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata Palestina. Sementara militer Israel mengatakan, mereka diserang dengan tembakan senjata berat dan bahan peledak saat beroperasi di Jenin, sehingga terpaksa membalas. 
 
"Menargetkan Shireen adalah penargetan yang jelas dari kebenaran, dan (Israel) ingin menutupi kejahatannya terhadap rakyat Palestina. Israel ingin mengirim pesan kepada wartawan di seluruh dunia bahwa, nasib siapa pun yang ingin menutupi kebenaran akan ditembak dan dibunuh," ujar juru bicara kelompok Fatah, Osama al-Qawasami. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler