Google Kirim Data Pribadi 70 Miliar Kali dalam Sehari

Data pribadi pengguna berkontribusi terhadap pendapatan iklan Google.

EPA-EFE/JOHN G. MABANGLO
Logo Google di belakang Gedung Bay View Google (BV200). Google menghasilkan pendapatan dari iklan dengan angka cukup tinggi hingga 54 miliar dolar AS.
Rep: Meiliza Laveda Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Google menghasilkan pendapatan dari iklan dengan angka cukup tinggi. Dari total pendapatan perusahaan yang berakhir hingga 31 Maret 2022 sebesar 68 miliar dolar AS, sekitar 54 miliar dolar AS berasal dari iklan.

Baca Juga


Tanpa disadari, kita juga terlibat dalam proses bisnis tersebut. Kini pasar untuk perdagangan data pribadi berkembang pesat. Dewan Kebebasan Sipil Irlandia selama bertahun-tahun telah berkampanye untuk membatasi perdagangan data digital di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Menurut laporan terbarunya yang dibagikan dengan Bloomberg Opinion, platform iklan mengirimkan data lokasi dan kebiasaan menjelajah warga AS dan Eropa sekitar 178 triliun kali setiap tahun.

Menurut data itu juga, Google mengirimkan data yang sama lebih dari 70 miliar kali setiap hari di AS dan Eropa. Melalui aktivitas dan lokasi daring, seseorang di AS dihadapkan 747 kali setiap hari untuk penawaran nyata.

Sumber data dewan berasal dari pihak yang tidak disebutkan namanya dan dia memiliki akses khusus ke manajer kampanye iklan yang dijalankan Google. Selain itu, angka tersebut tidak termasuk data pribadi yang dikirimkan oleh Facebook atau jaringan iklan Amazon. Ini berarti, ukuran sebenarnya dari semua data yang disiarkan kemungkinan jauh lebih besar.

Menurut laporan Wall Street Journal, ada satu jaringan periklanan besar yang mengakui telah memberikan data pengguna ke Departemen Keamanan Dalam Negeri dan entitas pemerintah lain untuk melacak ponsel tanpa surat perintah. Misal, pergerakan aplikasi kencan gay Grindr yang dibeli dari perusahaan periklanan seluler sampai Grindr berhenti berbagi data lokasi dengan jaringan iklan dua tahun lalu.

Namun, tahun lalu, sebuah publikasi berita Katolik The Pillar masih dapat melacak lokasi seorang imam yang bergabung dalam aplikasi Grindr. Dapat diketahui, dia melakukan perjalanan ke kantornya, rumah, dan mengunjungi gay bar sebelum menerbitkan cerita tentang pelanggaran seksual berantai. Sampai saat ini belum diketahui bagaimana The Pillar mendapatkan informasi tersebut.

Mengambil data sensitif kemungkinan tercapai berkat dunia penawaran langsung, sebuah pendekatan yang sangat populer untuk periklanan digital dan bagian dari sumber kehidupan perusahaan seperti Google dan Facebook. Cara kerjanya adalah setiap kali pengguna ponsel cerdas membuka aplikasi atau situs web yang menampilkan iklan, perangkat mereka membagikan data tentang pengguna tersebut untuk membantu menampilkan iklan yang ditargetkan. Pengiklan dengan tawaran tertinggi akan mendapatkan ruang iklan yang tersedia.

Data yang dibagikan bisa sampai ke ratusan perusahaan untuk setiap lelang. Google mengatakan itu mengirimkan data pengguna Amerika ke sekitar 4.700 perusahaan secara total di seluruh dunia. Menurut promosi Google kepada pengiklan, setiap siaran biasanya berbagi data tentang lokasi seseorang.

Dilansir The Economic Times, Kamis (19/5/2022), karakteristik pribadi dan kebiasaan menjelajah bisa membantu perusahaan iklan membangun profil pengguna. Industri iklan juga memiliki klarifikasi panjang yang digunakan jaringan untuk mengkategorikan orang, termasuk label sensitif seperti gangguan kecemasan dan masalah hukum.

Sifat kompleks dan suram dari bisnis iklan online bernilai miliaran dolar AS membuat sulit untuk mengetahui dengan tepat data apa yang dibagikan Google. Yang jelas, dari laporan tersebut, kita menyoroti sejumlah kenyataan bahwa kita dikelilingi oleh perangkat yang mengumpulkan informasi yang dijual kepada penawar tertinggi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler