Wabah PMK Sudah Menyebar ke Kota Tasikmalaya

Sebanyak tujuh ekor sapi yang positif terinfeksi PMK setelah melalui uji laboratorium

Republika
Wabah PMK Hewan Ternak. Sebanyak tujuh ekor sapi di Kota Tasikmalaya dinyatakan positif terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK). Selain itu, terdapat puluhan hewan ternak lainnya yang terindikasi (suspek) PMK.
Rep: Bayu Adji P Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sebanyak tujuh ekor sapi di Kota Tasikmalaya dinyatakan positif terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK). Selain itu, terdapat puluhan hewan ternak lainnya yang terindikasi (suspek) PMK.


Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan, Adang Mulyana, mengatakan, wabah PMK sudah ditemukan di daerahnya. Terdapat sebanyak tujuh ekor sapi yang positif terinfeksi PMK setelah melalui uji laboratorium.

"Saat ini ada 61 ekor sapi dari 331 popolasi yang kami sampel, sementara kambing ada lima kasus dan domba lima kasus. Yang sudah positif berdasarkan hasil lab itu tujuh ekor. Yamg lainnya itu bergejala sama (suspek)," kata dia, Kamis (19/5/2022).

Kendati wabah PMK sudah terdeteksi di Kota Tasikmalaya, Adang mengimbau masyarakat tak perlu resah. Pihaknya akan menangani masalah tersebut dengan serius.

Ia juga mengimbau kepada peternak dan pemilik sapi untuk melapor apabila ada ternak yang terindikasi PMK. "Tolong sampaikan kepada kami. Kami akan tangani, sehingga ternak itu bis sembuh," ujar dia.

Terkait penanganan kepada hewan ternak yang terinfeksi PMK, Adang mengatakan, pihaknya telah memberikan obat kepada hewan ternak tersebut. Hewan ternak yang terindikasi PMK juga telah dipisahkan dengan ternak lainnya.

"Insyaallah berangsur sembuh," kata dia.

Untuk mengantisipasi wabah itu menyebar, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tasikmalaya akan memperketat lalu lintas hewan ternak dari luar daerah. Tidak menyetop. Pemeriksaan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) setiap ternak akan diperiksa dengan ketat, sehingga setiap hewan ternak yang masuk sudah dipastikan dalam kondisi sehat.

Adang menjamin, saat ini kebutuhan daging sapi untuk Kota Tasikmalaya masih aman untuk dua bulan ke depan. "Namun untuk musim kurban, akan kami perketat lalu lintasnya. Lapak di lapangan juga akan dicek ketat," kata dia.

Salah seorang pengusaha sapi di Kota Tasikmalaya, Nandang Suryana menilai, PMK bukanlah sesuatu yang baru di dunia peternakan. Penyakit itu sudah ada sejak lama, tetapi baru beberapa waktu belakangan kembali mewabah di Indonesia.

"Mangkanya dalam pengiriman sapi itu harus disertai dengan SKKH. Hewan ternak yang tak dilengkapi SKKH tak akan diperkenankan melintas," kata dia.

Menurut dia, sapi yang terindikasi terinfeksi PMK juga akan terlihat gejalanya secara kasatmata. Artinya, para peternak dan pedagang sapi hanya tinggal waspada terkait wabah itu dan segera melakukan pengobatan apabila ada indikasi.

Ihwal kebijakan pembatasan lalu lintas hewan ternak, Nandang menilai, itu cukup memberatkan para peternak dan pengusaha yang ada di Kota Tasikmalaya. Apalagi saat ini mengelang momen Iduladha, yang notabene pemintaan sapi akan meningkat.

Apabila pengiriman dari luar daerah dibatasi, kebutuhan sapi untuk wilayah Tasikmalaya tak akan terpenuhi. Sebab, ketersediaan sapi lokal masih belum terlalu banyak di Tasikmalaya.

"Saya saja tidak pernah kurang dari 300 ekor untuk kebutuhan Iduladha. Sementara di Kota Tasikmalaya kan banyak pedagang, apalagi menjelang Iduladha. Pasti membutuhkan sapi dari luar kota," kata dia.

Nandang mengaku, saat ini juga telah mendapat sejumlah pesanan sapi untuk kebutuhan Iduladha. Namun, ia masih bingung lantaran sapinya belum tersedia. Apalagi, saat ini banyak pasar hewan yang ditutup.

"Saya pikir, pembatasan lalu lintas hewan ternak itu sangat memberatkan peternak. Harusnya pemeriksaannya saja yang diperketat, tak perlu ditutup. Apalagi sekarang ini menjelang Iduladha," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler