Tanggul Penahan Air Laut di Pesisir Semarang Bakal Ditinggikan
Penanganan jangka pendek akan dipasang tanggul darurat di pesisir Tanjung Mas.
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana bakal melakukan peningkatan elevasi tanggul penahan air laut. Hal ini menyusul ketinggian pasang telah melampaui tanggul sheetpile yang ada saat ini.
Akibatnya, sebagian wilayah pesisir Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara tergenang limpasan air laut dan banjir rob sehingga melumpuhkan kegiatan industri di kawasan berikat Lamicitra serta aktivitas warga di pesisir Tanjung Mas.
Tim Satker BBWS mengeklaim terus memantau perkembangan pasang surut air laut guna melakukan assesment terhadap titik-titik tanggul yang terdampak limpasan pasang dan gelombang air laut. Termasuk berapa titik tanggul yang disebutkan jebol.
"Untuk saat ini kami masih terus memastikan beberapa titik tanggul penahan gelombang yang terdampak," ujar Kepala BBWS Pemali-Jiwana, M Adek Rizaldi, Selasa (24/5/2022).
Rizaldi mengaku, tingginya genangan di wilayah Tanjung Mas dan sekitarnya dipengaruhi fenomena puncak pasang air laut yang meningkat luar biasa. Pasang kali ini menjadi yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Pasang juga mengakibatkan air laut yang masuk ke daratan (rob) naik di beberapa lokasi. Selain itu, ditambah gelombang laut yang juga tinggi, sehingga air laut yang melimpas di beberapa tempat juga mengakibatkan arus deras.
Sebagai gambaran, pada puncak pasang bulan Juni 2020 lalu, elevasi peningkatan air laut hanya mencapai 1,84 meter. Pada puncak pasang kali ini elevasi air laut sudah mencapai ketinggian 2,1 meter.
Hasil evaluasi BBWS, menilai, perlu dilakukan penambahan elevasi (ketinggian) tanggul sheetpile existing (yang sudah ada) guna mengoptimalkan fungsi penahan air laut pada saat puncak pasang. "Kalau puncak pasang kali ini elevasinya sudah mencapai 2,1 meter idealnya tanggul penahan juga dinaikkan paling tidak hingga 2,4 sampai dengan 2,5 meter," jelasnya.
Adek Rizaldi juga menyampaikan, untuk jangka pendek penanganan limpasan air laut, dipasang tanggul darurat (biobag dan sandbag) di titik-titik yang dimungkinkan menjadi pusat masuknya limpasan air laut. Pada saat air surut inventarisasi tanggul dan titik penanganan akan dioptimalkan dalam rangka penanggulangan jangka pendek.
Berdasarkan informasi dari BMKG fenomena puncak pasang tahunnini akan berlangsung bulan Mei hingga Juni. "Sehingga antisipasi jangka pendek harus segera dilakukan untuk mencegah kondisi yang terjadi pada Senin (23/5/2022) kemarin," tambahnya.
Upaya yang lain, lanjut Adek Rizaldi, setelah tanggul darurat terpasang dan air laut bisa tertahan, penyedotan dengan pompa bakal dioptimalkan. "Maka penambahan pompa juga akan dilakukan untuk menyedot genangan dan dikembalikan kembali ke laut," tegasnya.