Finlandia dan Swedia Kirim Delegasi demi Yakinkan Turki

Finlandia meyakini dapat meyakinkan Turki hubungan kelompok teror PKK dapat dipantau.

Johanna Geron, Pool via AP
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menunjukkan dokumen saat Swedia dan Finlandia mengajukan keanggotaan di Brussels, Belgia, Rabu 18 Mei 2022. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa aliansi militer siap untuk memanfaatkan momen bersejarah dan bergerak cepat untuk mengizinkan Finlandia dan Swedia untuk bergabung dalam barisannya, setelah kedua negara mengajukan permintaan keanggotaan mereka.
Rep: Lintar Satria Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Finlandia dan Swedia akan mengirimkan delegasi ke Ankara. Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto mengatakan para perwakilan itu akan mencoba meredakan penolakan Turki pada pengajuan keanggotaan dua negara itu di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Baca Juga


"Kami mengirimkan delegasi kami untuk berkunjung ke Ankara, sebenarnya Swedia dan Finlandia, ini akan dilakukan besok sehingga dialog berlanjut," kata Haavisto dalam panel diskusi di Davos, Selasa (24/5/2022).

Pada Ahad (22/5/2022) lalu Haavisto mengatakan negaranya dapat meyakinkan Turki hubungan kelompok teror PKK di Finlandia akan dipantau lebih dekat. “Kami tentu dapat memberikan jaminan seperti itu kepada Turki," kata Haavisto pada media Finlandia, Yle.

"Karena PKK terdaftar sebagai organisasi teroris di Eropa, penting bagi kami untuk melakukan bagian kami untuk tidak mengizinkan persiapan apa pun bagi aktivitas teroris di tanah Finlandia,” tambahnya.

Dalam lebih dari 35 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK – yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan UE – telah bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40 ribu orang, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi.

Haavisto mengatakan, Helsinki dan Ankara dapat menyelesaikan masalah terkait dengan aplikasi NATO Finlandia, tetapi memperkirakan itu mungkin memakan waktu beberapa pekan.

"Beberapa hari lalu saya mengatakan ini setidaknya akan menjadi hitungan hari. Namun untuk berhati-hati, sekarang dapat dikatakan itu akan menjadi hitungan minggu. Saya optimis bahwa masalah akan terpecahkan, tetapi itu mungkin butuh waktu," katanya.

Pernyataan itu muncul sehari setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dengan Presiden Finlandia Sauli Niinistoin melalui telepon pada Sabtu.

Dia mengatakan mengabaikan organisasi teroris yang menimbulkan ancaman bagi sekutu NATO tidak sesuai dengan "semangat persahabatan dan aliansi."

Erdogan mengatakan itu adalah “hak paling dasar” Turki untuk mengharapkan rasa hormat dan dukungan melawan ancaman nyata bagi keamanan nasional dan rakyatnya.

Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan NATO pada Rabu – keputusan yang didorong oleh perang berkelanjutan Rusia di Ukraina, yang dimulai pada bulan Februari.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler