3 Golongan yang Eksis di Setiap Zaman dan Sikap Umat Islam Menurut Alquran

Alquran memberikan panduan umat Islam hadapi tantangan zaman

Antara/Adiwinata Solihin
Umat Islam (ilustrasi). Alquran memberikan panduan umat Islam hadapi tantangan zaman
Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dewasa kini banyak orang berilmu namun tidak mempraktikan atau mengamalkan ilmu yang dimilikinya untuk kemaslahatan sosial. Bahkan dalam menjalani hidup pun tidak lagi mempedulikan akhlak. Orang berlomba pada  pemenuhan tuntutan tubuh yang bersifat matetrialistik, hedonistik dan konsumeristik. 

Baca Juga


Menurut Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad, bunyi hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang manusia yang beriman pagi hari dan menjadi kafir sore hari, atau beriman sore hari dan kafir pagi harinya juga sangat relevan dengan kondisi saat ini.   

"Saya rasa hadits itu terasanya sekarang. Orang rela menjual agamanya demi jabatan. Malam spiritualnya tinggi, siangnya melakukan perbuatan dilarang agama,” kata dia sebagaimana dikutip Harian Republika, dari kajian virtual Majelis Tabligh PP Muhammadiyah beberapa waktu lalu.   

Dia menyebut, perilaku tata krama adab dan kesopanan perilaku etika bangsa menampilkan tabiat yang kurang baik. Perilaku politik tanpa prinsip, ekonomi tanpa etika, pendidikan tanpa karakter, hukum tanpa nurani, beragama tanpa cinta kasih sehingga menimbulkan permusuhan.

“Tak menghormati anak yatim, tak memberi yang miskin, mencintai dunia luar biasa," kata Prof Dadang yang juga guru besar sosiologi agama Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung ini.   

Allah SWT telah memberikan tuntunan yang tertuang dalam Alquran agar menjadi umat yang dapat melalui zaman dengan baik dan selamat. 

Prof Dadang menerangakan Alquran memberikan tuntunan menjadi ummat muslimatan yaini sebuah masyarakat yang berkhidmat, tunduk patuh dan pasrah kepada Allah SWT sebagaimana dalam surat Al Baqarah ayat 128.

 رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“ Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahapenerima tobat lagi Mahapenyayang."  

Pada Al Baqarah ayat 143, Alquran juga menuntun Muslim agar menjadi ummatan washatan yakni masyarakat pertengahan, masyarakat moderat yang memiliki peranan sebagai syuhada alan nas.

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ 

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. “ 

Baca juga: Keutamaan Membaca Surah Al-Kahfi pada Hari Jumat

Pada Al Baqarah ayat 21, Alquran juga membimbing agar menjadi umatan wahidatan yaitu masyarakat yang bertauhid. 

Alquran juga memberikan petunjuk sehingga seorang Muslim menjadi khoiru ummah sebaik-baiknya umat yaitu masyarakat yang berorientasi pada nilai-nilai keutamaan dalam proses kemajuannya memungkinkan berjalannya mekanisme amar makruf nahi mungkar serta mendasarkan pada keimanan pada Allah SWT.  

Selain itu menjadi ummatan qaimatan yakni masyarat yang mempunyai ciri selalu membaca ayat-ayat Allah SWT dan bersujud pada tengah malam, beriman pada Allah SWT dan hari akhir, melakukan amar makruf nahi munkar, dan bersegera pada kebaikan. Serta menjadi ummatan muqtashid yaitu masyarakat bersahaja, proporsional dalam bertindak, dan tidak berlebihan. 

Lebih lanjut Prof Dadang juga menjelaskan tentang bagaimana agar Indonesia dapat selamat melalui zaman ini. Di antaranya yakni dengan menjadikan urusan beragama diputuskan secara musyawarah.

Memberikan kebebasan berasosiasi, mengakses informasi yang relevan dan untuk mengontrol, serta tidak ada diskriminasi hukum dan menjalankan tugas secara profesional dan menyerahkan pada ahlinya.  

Ada tiga kelompok yang mengisi setiap zaman. Ketiga kelompok tersebut sebagaimana disebutkan dalam Surat Fathir ayat 32: 

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ

“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” 

Prof Dadang  menjelaskan golongan dzalimun linafsih yaitu kelompok orang yang menganiaya dirinya sendiri, meninggalkan kewajiban dan banyak melakukan maksiat. 

Sementara ada kelompok Muqtashid yaitu kelompok orang yang hanya melakukan perbuatan wajib saja dan menghindarkan diri dari perbuatan maksiat. Mereka meninggalkan pekerjaan sunah dan melakukan perbuatan makruh.

Sementara kelompok ketiga yaitu Sabiqun bil khairat adalah kelompok orang-orang yang cepat melakukan perbuatan kebaikan, melaksanakan kewajiban dan berbagai kebaikan sunah dan meninggalkan segala yang haram.  

Baca juga: Amalan Sunnah yang akan Didoakan Puluhan Ribu Malaikat

Prof Dadang menjelaskan dalam sejumlah hadits Rasulullah SAW telah memberikan petunjuk bagaimana menghadapi zaman yang semakin dekat pada hari akhir. 

Yaitu dengan menjadi orang yang bertakwa di mana pun berada, melakukan kebaikan dan bergaul dengan setiap manusia dengan akhlak terpuji. Selain itu terus menjaga keimanannya dan istiqamah dalam melakukan amal. 

 

"Hidup kita sebentar, saya mengajak mari tetap menjaga Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang konsisten. Gerakan dakwah, gerakan tajdid dalam muamalah, gerakan amar makruf nahi munkar, gerakan sosial tetap memberikan kehidupan kepada kemanusiaan, gerakan ilmu," katanya.        

sumber : Harian Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler