Gejala yang Terasa di Tangan dan Kaki Ketika Kadar Gula Darah Tinggi
Ketika gula darah tinggi, tangan dan kaki akan merasakan gejalanya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gejala diabetes tipe 2 kerap muncul secara bertahap dan cenderung bersifat ringan sehingga jarang disadari oleh penderitanya. Namun, bila kadar gula darah melonjak tinggi, ada beberapa tanda yang bisa diperhatikan pada tangan dan kaki.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling umum dan sangat berkaitan dengan pola hidup. Pada tangan atau kaki, diabetes tipe 2 bisa memunculkan gejala seperti rasa kesemutan, nyeri, atau kebas.
"Deteksi dan pengobatan diabetes yang dini bisa menurunkan risiko terjadinya komplikasi diabetes," ungkap American Diabetes Association (ADA), seperti dilansir Express, Rabu (25/5/2022).
ADA menjelaskan, ada beberapa gejala diabetes tipe 2 lain yang juga perlu diwaspadai dan dikenali. Gejala tersebut adalah berkemih lebih sering, merasa sangat haus, merasa sangat lapar meski sudah makan, sangat lelah, pandangan kabur, dan luka sulit sembuh.
Mengetahui dan mengenali gejala diabetes tipe 2 sejak dini sangat penting karena menurut National Health Service (NHS), ada banyak orang yang hidup dengan penyakit tersebut tanpa menyadarinya. Mereka biasanya baru sadar ketika diabetes tipe 2 sudah berkembang lebih berat dan memicu komplikasi.
Menurut NHS, orang-orang yang mengalami gejala diabetes perlu segera memeriksakan diri ke dokter. Bila ditemukan dengan cepat, perubahan pola makan bisa membantu memperbaiki kondisi penyakit yang juga dikenal sebagai kencing manis ini.
"Seorang dokter umum bisa mendiagnosis diabetes. Anda perlu melakukan tes darah, sehingga Anda mungkin perlu ke pusat kesehatan lokal untuk menjalaninya," jelas NHS.
Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup atau ketika sel-sel tubuh tidak bereaksi terhadap insulin. Kondisi tersebut menyebabkan glukosa akan berdiam di dalam darah karena tak bisa dipakai sebagai sumber energi. Diabetes tipe 2 juga kerap berkaitan dengan obesitas dan banyak ditemukan pada kelompok usia yang lebih tua.
"Akibat obesitas, saat ini diabetes tipe 2 banyak ditemukan pada kelompok usia muda dan semua usia, diabetes ini jauh lebih umum dibandingkan dengan diabetes tipe 1," jelas NHS.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kejadian diabetes tipe 2 bisa dicegah atau diperlambat dengan perubahan gaya hidup. Beberapa contoh perubahan yang dapat membantu adalah menurunkan berat badan dan meningkatkan aktivitas fisik.
Sebelum diabetes tipe 2 terjadi, seseorang umumnya akan masuk ke dalam fase prediabetes terlebih dulu. Prediabetes merupakan fase di mana kadar gula darah sudah di atas normal namun belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes tipe 2.
Pada orang yang obesitas dan mengalami prediabetes, penurunan berat badan dinilai bisa membantu menurunkan risiko terjadinya diabetes. Hal ini didukung oleh temuan dalam sebuah studi berskala besar. Studi ini menemukan bahwa penurunan tujuh persen berat badan lewat perbaikan pola makan dan olahraga dapat menurunkan risiko kejadian diabetes hampir 60 persen.
"Makanan berlemak tinggi akan kalori dan sebaiknya dikonsumsi secukupnya saja," pungkas CDC.
Untuk menunjang pengelolaan berat badan, pola makan perlu melibatkan asupan makanan yang beragam dan bergizi. Meski makanan berlemak mengandung kalori yang tinggi, konsumsi lemak tetap diperlukan. Jenis lemak yang sebaiknya dikonsumsi adalah lemak tak jenuh.