Kanada Laporkan 10 Kasus Baru Cacar Monyet

Kasus cacar monyet di Kanada diperkirakan akan terus bertambah seiring pengujian.

CDC via AP
Foto yang dipasok CDC pada 1997 menunjukkan salah satu kasus cacar monyet di Republik Demokratik Kongo. Ilmuwan masih belum mengerti penyebab kian banyaknya kasus cacar monyet terdeteksi di Eropa dan Amerika Utara pada 2022. Kanada melaporkan tambahan 10 kasus cacar monyet pada Kamis (26/5/2022).
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Badan Kesehatan Publik Kanada memastikan kemunculan 10 kasus baru cacar monyet, termasuk satu kasus pertama di Provinsi Ontario. Dengan demikian, sejauh ini kasus cacar monyet di seluruh negeri berjumlah 26, menurut badan tersebut, Kamis (26/5/2022).

Provinsi Quebec telah melaporkan 26 kasus. Artinya, ada peningkatan sebanyak sembilan kasus pada sehari sebelumnya.

Jumlah kasus kemungkinan akan meningkat dalam beberapa hari mendatang setelah sampel-sampel dari beberapa wilayah selesai diuji, menurut badan itu. Sejauh ini, sudah ada 200 kasus infeksi virus monkeypox yang ditemukan di lebih dari 200 negara --yang tidak menganggapnya sebagai endemik, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), Kamis.

Cacar monyet merupakan infeksi yang menyebar luas dan cepat, namun jarang muncul. Penyakit ini serupa dengan cacar, namun lebih ringan.

Cacar monyet pertama kali terdeteksi di Republik Demokratik Congo pada 1970-an. Jumlah kasus cacar tersebut di Afrika Barat telah meningkat dalam satu dasawarsa terakhir ini.

Gejala cacar monyet

Ruam atau lenting merupakan salah satu gejala yang khas dari cacar monyet. Gejala ini ternyata tak hanya bisa muncul di permukaan kulit, tetapi juga di membran mukosa atau selaput lendir pada mulut dan mata.

Baca Juga



Kemunculan ruam cacar monyet umumnya terkonsentrasi pada wajah dan ekstremitas dibandingkan badan. Sebanyak 95 persen kasus cacar monyet menunjukkan adanya ruam di area wajah. Sedangkan dalam 75 persen kasus, terdapat ruam di area telapak tangan dan telapak kaki.

Infografis Wabah Cacar Monyet Buat WHO Tingkatkan Kewaspadaan - (Republika)


"Yang juga terdampak adalah mukosa mulut pada 70 persen kasus, genital pada 30 persen kasus, dan konjungtiva pada 20 persen (kasus), dan juga kornea," jelas Centers for Disease Control and Prevention (CDC), seperti dilansir Express, Rabu (25/5/2022).

Seiring dengan menyebarkan ruam di membran mukosa mulut, ruam mungkin akan menjadi lebih jelas terlipat pada lapisan kulit di dalam mulut. Termasuk di antaranya ialah area pipi dan bibir.

"Ruam ini berkembang secara berurutan, mulai dari makula (adanya perubahan warna pada kulit tanpa perubahan bentuk) menjadi papula (lesi datar), vesikel (lesi berisi cairan), pustula (lesi berisi nanah), dan krusta (keropeng) yang mengering dan rontok," ujar CDC.

Jumlah lesi yang muncul pada kasus cacar monyet bisa sangat beragam, mulai dari jumlah yang sedikit hingga beberapa ribu. Pada kasus yang berat, lesi ini bisa bersatu hingga menyebabkan sebagian besar kulit terkelupas.

Sebelum ruam muncul, biasanya ada gejala-gejala awal yang terasa lebih dulu. Gejala-gejala awal ini mirip dengan gejala infeksi virus pada umumnya, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, pembengkakan kelenjar, dan lelah.

"Jadi mungkin sulit untuk mendeteksi (cacar monyet) sejak dini," ungkap ahli klinis dari MedExpress dr Clare Morrison.

sumber : Antara, Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler