Rusia Siap Respons Peningkatan Pasukan NATO di Polandia

Rusia akan merespons secara proporsional peningkatan pasukan NATO di Polandia.

AP/Dmitri Lovetsky
Pasukan berbaris melewati kaki patung Atlas yang terkenal di museum State Hermitage untuk menghadiri latihan parade militer Hari Kemenangan yang akan berlangsung di Lapangan Dvortsovaya (Istana) pada 9 Mei untuk merayakan 77 tahun setelah kemenangan dalam Perang Dunia II di St. Petersburg, Rusia, Sabtu, 7 Mei 2022. Rusia akan merespons dengan proporsional peningkatan pasukan NATO di Polandia.
Rep: Kamran Dikarma Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia mengatakan, mereka siap merespons peningkatan pasukan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Polandia. Moskow menyebut, tanggapannya akan proporsional.

"Tanggapan, seperti biasa, akan proporsional dan tepat, dimaksudkan untuk menetralisir potensi ancaman terhadap keamanan Federasi Rusia," kata Oleg Tyapkin, Kepala departemen Kementerian Luar Negeri Rusia yang bertanggung jawab atas hubungan Rusia-Eropa, Sabtu (11/6/2022), dilaporkan kantor berita Interfax.

Akhir bulan lalu, NATO mengumumkan, mereka tidak akan lagi melaksanakan komitmen masa lalu untuk tidak mengerahkan pasukannya ke Eropa Timur. Hal itu disampaikan saat konflik antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung.

Wakil Sekretaris Jenderal NATO Mircea Geoana mengungkapkan, di bawah NATO-Russia Founding Act tahun 1997, yang dimaksudkan mengatur hubungan NATO-Rusia, kedua belah pihak sepakat mencegah penumpukan kekuatan konvensional yang berpotensi mengancam di wilayah Eropa, termasuk Eropa Tengah dan Timur. Namun, menurut Geoana, Moskow telah "membatalkan" apa pun isi dalam perjanjian tersebut.

"Mereka (Rusia) mengambil keputusan, mereka membuat kewajiban di sana untuk tidak menyerang tetangga, yang mereka lakukan, dan untuk berkonsultasi secara teratur dengan NATO, yang tidak mereka lakukan. Jadi saya pikir sebenarnya Founding Act ini pada dasarnya tidak berfungsi karena Rusia," kata Geoana saat berbicara di Ibu Kota Lithuania, Vilnius, 29 Mei lalu.

Menurut Geoana, Rusia telah secara efektif menjauh dari ketentuan Founding Act. "Sekarang kami tidak memiliki batasan untuk memiliki postur yang kuat di sayap timur serta untuk memastikan bahwa setiap inci persegi wilayah NATO dilindungi oleh Pasal 5 dan sekutu kami," ujarnya.

Baca Juga


Pasal 5 NATO mengacu pada pertahanan kolektif. Di dalamnya disebut bahwa serangan terhadap satu anggota merupakan serangan terhadap semua anggota.

Geoana tidak memberikan perincian tentang penempatan yang direncanakan di Eropa Timur. Dia hanya mengatakan akan ada "kehadiran yang kuat, fleksibel, dan berkelanjutan" di wilayah itu.

Pada 2017, NATO telah mengerahkan kelompok taktis multinasional ke negara-negara Baltik dan Polandia sebagai tindakan pencegahan. Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari, NATO mengirim bala bantuan ke sana.

Negara-negara Baltik telah menyerukan kehadiran militer lebih besar dari sekutunya di sana, termasuk untuk pengembangan brigade guna menggantikan kelompok taktis yang lebih kecil. Para menteri pertahanan NATO akan bertemu pada pertengahan Juni untuk membahas hal tersebut dan pertanyaan lainnya. Para pemimpin negara anggota NATO diagendakan bertemu guna menyetujui setiap perubahan pada pertemuan puncak NATO di Madrid pada akhir Juni mendatang.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler