Posisi Tidur yang Buruk Bisa Picu Parkinson Hingga Alzheimer, Baiknya Seperti Apa?
Kenali posisi tidur yang turunkan risiko penyakit neurodegeneratif.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posisi tidur ternyata dapat memengaruhi risiko seseorang untuk terkena penyakit neurodegeneratif seperti Parkinson, Alzheimer, atau penyakit saraf motorik. Seperti apa posisi tidur yang terbaik?
Pengaruh posisi tidur terhadap risiko penyakti neurodegeneratif di kemudian hari ternyata berkaitan dengan proses bernama glymphatic clearance. Ini merupakan sistem pembuangan limbah yang hanya teraktivasi saat tubuh tertidur.
Beberapa studi pada tikus menunjukkan bahwa glymphatic clearance yang buruk dapat meningkatkan risiko penyakit-penyakit neurodegeneratif. Studi juga menunjukkan bahwa glymphatic clearance turut dipengaruhi oleh cara tikus tertidur.
Proses glymphatic clearance bekerja paling efisien bila tikus tertidur menyamping. Proses ini tampak paling tidak efektif ketika tikus tertidur dalam posisi telentang atau tengkurap.
Tim peneliti lalu menerjemahkan temuan ini pada manusia. Berdasarkan studi ini, tim peneliti mengungkapkan bahwa posisi tidur pada manusia yang dapat menurunkan risiko penyakit neurodegeneratif adalah tidur menyamping.
Akan tetapi, tim peneliti mengungkapkan bahwa studi yang mereka lakukan masih emmiliki keterbatasan. Salah satunya, tim peneliti belum bisa mengidentifikasi mengapa posisi tidur bisa memberikan pengaruh seperti itu pada glymphatic clearance tikus.
Sejauh ini, tim peneliti meyakini bahwa dampak posisi tidur terhadap glymphatic clearance turut berkaitan dengan impak gravitasi, kompresi, serta peregangan jaringan. Tentu bukan hanya posisi tidur yang bisa memengaruhi proses glymphatic clearance. Beberapa faktor gaya hidup juga bisa mempengaruhi proses ini.
Menurut studi, konsumsi omega 3 dan sedikit alkohol tampak memperbaiki glymphatic clearance. Akan tetapi, konsumsi alkohol dalam jumlah besar bisa memperburuk glymphatic clearance. Artinya, temuan ini sepatutnya tak menjadi alasan bagi orang-orang untuk mengonsumsi alkohol secara berlebih.
Terkait omega 3, tim peneliti memberikan beberapa rekomendasi makanan yang baik untuk dikonsumsi. Sebagian dari sumber omega 3 yang direkomendasikan tersebut adalah berbagai jenis ikan seperti ikan haring, salmon, sarden, trout, kembung, kod, pollock, mullet merah, hingga pilchard.
Menurut rekomendasi National Health Service di Inggris, ikan berminyak sebaiknya dikonsumsi minimal satu porsi per pekan. Sedangkan ikan putih bisa dikonsumsi dalam porsi yang diinginkan dalam sepekan.
Olahraga juga diketahui dapat membantu proses glymphatic clearance. Olahraga sebaiknya dilakukan minimal 150 menit per pekan.