4 Hal Buruk yang akan Terjadi Apabila Konsumsi Garam Berlebihan
Makanan dengan kandungan garam yang tinggi berdampak buruk bagi kesehatan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan yang asin dan gurih memang terasa sedap dan menggugah selera. Namun, terlalu banyak mengonsumsi garam dalam keseharian bisa membawa dampak kurang baik bagi kesehatan.
Batas konsumsi yang dianjurkan adalah 6 gram garam per per hari atau 2,4 gram sodium per hari. Ironisnya, British Heart Foundation mengungkapkan bahwa banyak orang tak sadar telah mengonsumsi garam dalam jumlah yang jauh lebih besar dari batasan tersebut.
"Asupan sodium berlebih amat sangat umum di berbagai belahan dunia," jelas ahli kardiologi dan chief medical officer untuk Aktiia, Dr Jay Shah, seperti dilansir News Chain, Kamis (23/6/2022).
Bila seseorang mengonsumsi garam atau sodium secara berlebih, ada beragam dampak kurang menyehatkan yang bisa terjadi pada tubuh. Berikut ini adalah empat dampak di antaranya.
Retensi Cairan
Perasaan seperti kembung atau bengkak bisa terjadi setelah seseorang mengonsumsi makanan bergaram tinggi. Kondisi ini sering kali berkaitan dengan retensi cairan. Sodium diketahui memainkan peran penting dalam mempengaruhi bagaimana regulasi cairan terjadi dalam tubuh.
Tekanan Darah Tinggi
Konsumsi terlalu banyak garam juga merupakan salah satu faktor risiko utama dari terjadinya tekanan darah tinggi. Ketika tekanan darah tinggi sudah terjadi, risiko penyakit jantung dan strok juga akan ikut meningkat.
Menurut beberapa ahli, sekitar 80 persen strok sebenarnya bisa dicegah dengan cara mengelola tekanan darah. Untuk mengelola tekanan darah, membatasi dan mengurangi konsumsi garam merupakan salah satu upaya yang perlu dilakukan.
"Asupan garam yang tinggi merupakan salah satu penyebab tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko utama dari penyakit dan kematian kardiovaskular yang bisa diperbaiki," jelas Dr Shah.
Ahli gizi senior dari British Heart Foundation, Victoria Taylor mengungkapkan bahwa setiap orang tetap membutuhkan asupan garam dalam pola makannya. Akan tetapi, jumlah garam yang dikonsumsi harus diperhatikan agar tidak berlebih dan memicu masalah kesehatan.
"Sodium dalam garam membuat tubuh kita menahan cairan, dan semakin banyak cairan di pembuluh darah kita, semakin tinggi tekanan darah kita," ungkap Taylor.
Kanker Lambung
Pola makan yang tinggi akan garam diketahui berkaitan dengan kanker lambung. Kanker lambung merupakan jenis kanker terbanyak kelima di dunia.
Menurut World Cancer Research Fund International, konsumsi garam yang tinggi bisa menyebabkan munculnya lesi pada lapisan lambung. Kemunculan lesi-lesi ini bisa memicu kerusakan yang cukup besar untuk menyebabkan kanker.
Hubungan antara konsumsi garam berlebih dengan kanker lambung dinilai berkaitan dengan bakteri H.pylori. Ahli meyakini bahwa garam dapat memperburuk dampak dari infeksi H.pylori bisa pada kerusakan lambung yang setelahnya akan meningkatkan risiko kanker lambung.
Osteoporosis
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi risiko seseorang terhadap osteoporosis, yaitu sebuah kondisi di mana kepadatan tulang berkurang. Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi risiko ini adalah konsumsi terlalu banyak garam.
Mengacu pada World Action On Salt, Sugar, and Health (WASSH), konsumsi garam yang tinggi dapat meningkatkan ekskresi kalsium melalui urin. Kalsium merupakan mineral yang penting bagi kesehatan tulang, khususnya pada masa remaja di mana kekuatan tulang sedang dibangun.
Yang Sebaiknya Dilakukan
Meski dapat memunculkan beberapa masalah bila dikonsumsi berlebih, orang-orang tak harus memusuhi garam. Yang sebaiknya dilakukan adalah mengurangi atau membatasi asupan garam dalam keseharian agar tekanan darah tetap terkontrol dan beragam risiko masalah kesehatan terkait konsumsi garam berlebih bisa dihindari. Konsultasi dengan dokter bisa dilakukan untuk menyusun pola makan yang sesuai dengan kondisi diri sendiri.
Selain itu, tingkatkan pula makanan yang dapat memberi manfaat baik bagi jantung seperti sayur, buah, ikan, kacang-kacangan, dan serealia utuh. Biasakan pula untuk berolahraga secara rutin, menjauhi rokok, dan menjaga berat badan yang sehat untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.