Pasukan Israel Terus Tahan Jenazah Remaja Palestina Tewas di Ramallah
Israel terus menahan mayat 104 warga Palestina yang telah terbunuh sejak 2015.
REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pasukan Israel dilaporkan terus menahan jenazah Mohammad Hammad, seorang remaja Palestina yang tewas pada Jumat (24/6/2022) di dekat Ramallah. Tindakan ini dijelaskan keluarganya kepada The New Arab, Senin (27/6/2022).
Remaja 16 tahun itu tewas Jumat malam di luar kota Silwad, Timur Ramallah di jalan yang memisahkan kota itu dari pemukiman Israel Ofra. Seorang juru bicara militer Israel mengatakan militer Israel menggunakan tembakan mematikan sebagai upaya terakhir.
"Mohammad tidak bersenjata dan tidak menimbulkan bahaya bagi tentara Israel. Tentara Israel tidak hanya membunuhnya, tetapi mereka juga mengambil mayatnya dan mencegah kami berkabung," kata ayahnya, dilansir dari The New Arab, Selasa (28/6/2022).
"Kantor penghubung Palestina mengatakan kepada kami pada hari Jumat bahwa tentara Israel telah memutuskan untuk mengembalikan tubuh Mohammad pada Sabtu pagi, tetapi kami belum mendengar kabar dari mereka atau dari Israel setelah itu," kata sang ayah lebih lanjut.
Pada April, pasukan Israel menyerbu Silwad dan mengepung rumah keluarga Hammad sebelum menangkap kakak laki-lakinya, Ahmad. "Muhammad tidak pernah melempar batu seumur hidupnya. Dia tidak pernah ikut konfrontasi, dan selalu lari ke rumah saat tentara menyerbu Silwad. April lalu, ketika dia menyaksikan tentara Israel dengan kasar menyeret kakak laki-lakinya keluar, setelah mengepung dan menggeledah rumah. Dia banyak berubah setelah itu," kata ayahnya.
"Dia mulai mengekspresikan perasaan agresif terhadap pendudukan Israel dan mulai mengambil bagian dalam protes dan konfrontasi," tambahnya.
Kota Silwad telah menjadi sasaran serangan Israel dalam beberapa pekan terakhir. Pada bulan April, pasukan Israel membunuh seorang anak berusia 18 tahun dalam serangan penangkapan di Silwad. Sebelumnya pada pertengahan Juni, pasukan Israel menangkap remaja 14 tahun lainnya di kota itu.
Israel terus menahan mayat 104 warga Palestina yang telah terbunuh sejak 2015 menurut Pusat Bantuan Hukum Yerusalem - JLAC, yang mengkampanyekan pembebasan mereka, mengatakan kepada The New Arab.