Dokter Ingatkan Bahaya Konsumsi Suplemen Bagi Anak
Dokter mengingatkan anak yang sehat hanya butuh makanan bervariasi, bukan suplemen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang dokter anak bersertifikat di Florida Dr Mona Amin mengatakan bahwa konsumsi suplemen bisa berisiko bagi kesehatan anak jika dosis yang digunakan tidak tepat. Karenanya, konsumsi suplemen bukanlah sesuatu yang direkomendasikan dengan mudah kepada pasiennya.
Dr Amin mengatakan, idealnya, anak yang sehat hanya membutuhkan makanan yang bervariasi atau yang mengandung beragam buah, sayuran, rempah-rempah, dan probiotik. Anak-anak juga perlu tidur yang cukup, hidrasi, olahraga, dan terpapar sinar matahari.
"Dokter anak terkadang akan merekomendasikan multivitamin harian kepada anak-anak yang tidak suka makan berbagai buah dan sayuran," kata dr Amin, seperti dilansir Insider, Jumat (1/7/2022).
Menurut dr Amin, jika orang tua benar-benar meyakini bahwa mereka telah membaca hasil penelitian dan ingin memberikan suplemen pada anaknya, dia tidak akan menentangnya. Dia hanya ingin orang tua mempertimbangkan manfaat dan risikonya.
Di Amerika Serikat, industri suplemen tidak diatur oleh Food and Drug Administration. Dr Amin mengingatkan bahwa itu berarti tidak ada peraturan yang memastikan keamanan produk atau bahkan keefektifannya.
Sebuah studi Consumer Lab pada 2017 menemukan hampir setengah dari suplemen yang beredar memiliki tingkat nutrisi yang sangat berbeda dari klaim label. Konsumsi suplemen di AS mencapai titik tertinggi sepanjang masa dengan data survei terbaru menunjukkan bahwa orang tua adalah konsumen utama.
Sebuah jajak pendapat oleh University of Michigan menemukan setengah dari sampel perwakilan nasional dari 1.251 orang tua yang disurvei mengatakan mereka bergantung pada suplemen. Studi terbaru dari Jerman juga menemukan prevalensi penggunaan obat dan suplemen pada anak-anak meningkat antara 2014 hingga 2019.
Suplemen populer lainnya, seperti vitamin D, magnesium, dan minyak ikan, menurut Amin, tak banyak penelitian untuk menentukan dosis yang tepat bagi anak-anak. Tanpa informasi itu, orang tua dapat menanggung risiko overdosis vitamin pada anak-anak mereka.
Terlalu banyak vitamin D, misalnya, dapat menyebabkan kebingungan dan masalah pencernaan. Sementara itu, keracunan vitamin A dapat menyebabkan kerusakan tulang dan hati pada jangka panjang.
"Ketika kita tidak tahu sesuatu di komunitas medis, orang tua perlu membuat keputusan sendiri, memahami manfaat dan risiko, dan fakta bahwa literatur medis tidak lengkap," kata Amin.
Ahli diet terdaftar di AS Alyson Martinez memahami keinginan orang tua untuk memberikan suplemen makanan kepada anak-anak. Menurut dia, itu wajar mengingat jarang sekali anak yang makan dengan baik saat santap siang di sekolah atau di luar rumah.
Studi terbaru oleh Virginia Commonwealth University menemukan makan siang sekolah pun masih belum memenuhi pedoman nutrisi federal dan kekurangan kalori, kalsium, zat besi, vitamin A dan C, serta asupan serat harian. Namun, kekhawatiran itu, lanjut Martinez, seharusnya tidak membuat orang tua langsung memutuskan untuk memberi suplemen.
"Anak-anak masih dapat memenuhi tujuan nutrisi mereka dengan sarapan, makan malam, dan makanan ringan selama sepekan," jelas dia.