Gejala Covid-19 Ini Paling Banyak Dikeluhkan Orang yang Sudah Divaksinasi Lengkap

Orang yang sudah divaksinasi Covid-19 lengkap masih bisa terinfeksi.

www.pixabay.com
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Orang yang sudah divaksinasi lengkap masih bisa kena Covid-19.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Individu yang sudah mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19 cenderung lebih terlindungi dari risiko Covid-19 bergejala berat. Meski begitu, mereka tetap bisa terkena Covid-19 dan mengalami beberapa gejala yang relatif ringan. Seperti apa gejalanya?

Menurut ZOE Health Study, ada beberapa gejala Covid-19 yang cukup sering dialami oleh individu dengan riwayat vaksinasi Covid-19 lengkap atau dua dosis. Salah satu dari gejala tersebut adalah bersin.

"Bila Anda sudah divaksinasi dan mulai sering bersin tanpa sebab yang jelas, Anda perlu melakukan tes Covid-19," ungkap tim peneliti ZOE, seperti dilansir Express, Jumat (8/7/2022).

Tes Covid-19 menjadi sangat penting, khususnya bagi individu bergejala yang hidup atau bekerja secara dekat dengan orang-orang berisiko. Misalnya, orang-orang yang memiliki komorbid, lansia, atau ibu hamil.

Selain bersin, ada empat gejala lain yang kerap dialami oleh pasien Covid-19 yang sudah divaksinasi. Keempat gejala tersebut adalah hidung beringus, sakit kepala, nyeri tenggorokan, dan batuk terus-menerus.

ZOE Health Study menggunakan data yang terhimpun dari aplikasi ZOE. Aplikasi ini digunakan oleh warga Inggris untuk melaporkan gejala yang mereka alami selama terkena Covid-19.

Inggris merupakan salah satu negara di dunia dengan cakupan vaksinasi Covid-19 yang cukup baik. Seperti dilansir BBC, sekitar 92 persen warga Inggris berusia di atas 12 tahun sudah mendapatkan dosis pertama vaksin Covid-19.

Baca Juga


Selain itu, sebanyak 85 persen dari kelompok usia tersebut sudah menerima dua dosis vaksin Covid-19. Cakupan vaksinasi yang cukup tinggi ini tampak berperan dalam menurunkan kasus gejala berat Covid-19 yang muncul di Inggris belakangan ini.

Menurut tim peneliti, laporan gejala yang diterima oleh aplikasi ZOE mengindikasikan bahwa tingkat keparahan Covid-19 mulai menurun dan masa pemulihan penyakit tersebut juga semakin singkat. Selain itu, data juga menunjukkan bahwa hanya satu dari 21 pasien Covid-19 di Inggris yang menunjukkan gejala Covid-19.

Menurut data ZOE Health Study, penambahan kasus Covid-19 harian di Inggris saat ini mencapai 285 ribu kasus. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 27 persen dibandingkan rata-rata penambahan kasus harian di pekan sebelumnya, yaitu 225 ribu kasus.

"Data ZOE Health study kami menunjukkan bahwa saat ini Inggris sedang dalam gelombang baru Covid-19 yang dalam waktu dekat akan mendapati lebih dari 300.000 penambahan kasus baru harian," jelas scientific co-founder ZOE, Profesor Tim Spector.

Menurut Prof Spector, peningkatan kasus Covid-19 yang saat ini melanda Inggris didorong oleh subvarian omicron BA.5. Varian BA.5 saat ini mendominasi kasus-kasus Covid-19 di negara tersebut.

"Varian ini sangat jago dalam meloloskan diri dari imun, menyebabkan peningkatan reinfeksi pada orang-orang meski sudah divaksinasi atau memiliki imunitas alami (dari riwayat infeksi Covid-19 terdahulu)," kata Prof Spector.

Menurut Prof Spector, tren peningkatan kasus Covid-19 di Inggris paling banyak terlihat pada beberapa pekan terakhir. Hal ini dinilai berkaitan dengan adanya sejumlah penyelenggaraan festival yang memungkinkan banyak orang berkerumun.

Kabar baiknya, gejala Covid-19 yang muncul saat ini relatif ringan. Kasus kematian Covid-19 yang terkonfirmasi pun lebih rendah dibandingkan pada gelombang awal pandemi. Yang cukup mengkhawatirkan, jumlah kasus Covid-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit tampak mulai meningkat.

Sudah divaksinasi, orang masih bisa kena Covid-19. - (Republika)


"Saya masih menganjurkan orang-orang untuk melindungi diri mereka dengan menggunakan masker FFP2 atau FFP3 yang berkualitas saat berada di tengah keramaian atau di area berventilasi buruk, serta melakukan tes bila mengalami gejala," ujar Prof Spector.

Kemunculan subvarian omicron, BA.4 dan BA.5, dinilai mendorong terjadinya peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara. Kedua varian ini pertama kali teridentifikasi oleh peneliti di Afrika Selatan pada April lalu. Saat ini, keberadaan kedua varian tersebut telah terdeteksi di puluhan negara.

Vaksinasi masih menjadi upaya pencegahan yang sangat dianjurkan. Vaksinasi telah terbukti efektif dan aman dalam memberikan perlindungan terhadap risiko sakit berat dan kematian terkait Covid-19.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler