Kekuatan Doa Nabi Muhammad untuk Umatnya

Nabi Muhammad memohon kebahagiaan untuk menyelamatkan manusia dan makhluk.

Republika/Mardiah
Kekuatan Doa Nabi Muhammad untuk Umatnya
Rep: Muhyiddin Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama dan cendekiawan asal Turki Badiuzzaman Said Nursi (1877-1960 M) mengungkapkan kekuatan doa Nabi Muhammad SAW. Menurut dia, Nabi memohon kebahagiaan untuk menyelamatkan manusia dan seluruh makhluk agar tidak jatuh ke tingkat yang paling rendah.

Baca Juga


Nursi menuturkan, Nabi yang mulia berdoa untuk kebahagiaan abadi dalam shalat yang agung dan satu ibadah yang mulia bahwa Jazirah Arab, bahkan seluruh bumi seakan-akan mengikuti shalat yang dilakukannya serta berdoa kepada Allah lewat doanya yang indah.

“Hal itu karena ubudiyah beliau berisi ubudiyah seluruh umat yang mengikutinya,” jelas Nursi dikutip dari bukunya yang berjudul Risalah Kebangkitan halaman 47-48 terbitan Risalah Nur.

Menurut Nursi, Nabi Muhammad  menunaikan shalat teragung dan bermunajat dengan doa bersama jamaah yang besar bahwa seakan-akan orang-orang yang sempurna dan mendapatkan cahaya—mulai dari zaman Adam hingga sekarang dan hingga hari kiamat—mengikutinya seraya mengamini doanya.

“Perhatikan bagaimana beliau berdoa untuk kebutuhan yang bersifat umum seperti keabadiaan bahwa doa ini tidak hanya diucapkan oleh penduduk bumi semata, tetapi juga oleh penduduk langit, bahkan oleh seluruh makhluk,” ucap Nursi.

Kemudian, lanjut Nursi, mereka semua berkata, “Amin, kabulkan ya Allah doa beliau! Kami menjadikan beliau sebagai wasilah dan memohon hal yang sama kepada-Mu.”

“Kemudian perhatikan! Dia (Nabi) memohon kebahagiaan dan keabadian dengan hati yang halus dan sedih, cinta kasih, kerinduan, serta ketundukan dan harapan. Hal ini membuat seluruh alam ikut bersedih, menangis, dan larut dalam doanya,” kata Nursi.

Nursi menjelaskan, Nabi Muhammad berdoa memohon kebahagiaan untuk satu tujuan agung dan mulia. Beliau memohon kebahagiaan untuk menyelamatkan manusia dan seluruh makhluk agar tidak jatuh ke tingkat yang paling rendah yang berupa kefanaan total dan kesiasiaan seraya mengangkatnya ke tingkatan yang paling tinggi berupa kemuliaan, keabadian, dan pelaksanaan kewajiban mulia, sehingga layak naik menjadi tulisan dan risalah Ilahi.

“Perhatikan bagaimana beliau menangis meminta pertolongan seraya bersimpuh dengan penuh harap hingga seolah-olah beliau memperdengarkan kepada semua entitas, bahkan kepada langit dan arasy. Beliau mengguncang mereka hingga ikut berdoa dan mengucap, Amin ya Allah!” jelas Nursi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler