Petani: Harga Cabai dan Bawang Diharap Melandai Bulan Ini

Tingkat permintaan konsumen juga sangat menentukan penurunan harga komoditas pangan.

ANTARA/Prasetia Fauzani
Buruh tani memanen cabai rawit (ilustrasi).
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingginya harga komoditas pangan, yakni cabai dan bawang diprediksi akan melandai pada bulan ini. Itu seiring dengan periode musim panen yang jatuh pada akhir Juli. Meski demikian, tingkat permintaan konsumen juga sangat menentukan penurunan harga komoditas pangan ke depan.

Baca Juga


Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid, mengatakan, saat ini harga aneka cabai di tingkat petani masih stabil tinggi pada kisaran Rp 65 ribu per kg hingga Rp 80 ribu per kg.

"Mungkin dua hingga tiga minggu lagi harga akan turun, mudah-mudahan. Tapi ini masih ada hujan, jadi mungkin waktu panen juga bisa bergeser sedikit," kata Abdul kepada Republika.co.id, Selasa (12/7/2022).

Abdul menuturkan, seharusnya dengan tingkat harga di petani saat ini, harga eceran cabai tidak melonjak hingga Rp 150 ribu per kg seperti yang dikabarkan. Harga normal cabai saat ini seharusnya masih di kisaran Rp 90 ribu per kg.

Menurut dia, lonjakan harga yang terjadi karena banyak pedagang yang masih dalam suasana libur Idul Adha sehingga pasokan di pasar minim. Itu juga secara langsung akan menghambat pengiriman pasokan dari wilayah sentra.

"Saya juga kaget mendengar harga cabai sampai Rp 150 ribu. Pasokan di petani itu banyak tapi tidak ada distribusinya. Harga memang stabil tinggi," ujarnya.

Kenaikan harga cabai yang terjadi sekarang pun tak lepas dari kenaikan biaya-biaya komponen penunjang produksi. Seperti bibit hingga pupuk.

Abdul menuturkan, dengan kenaikan biaya produksi cabai saat ini, harga jual cabai dari petani dalam situasi normal diperkirakan berkisar Rp 25 ribu - Rp 30 ribu per kg sehingga di pasar pada kisaran Rp 40 ribu - Rp 60 ribu per kg.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Ikhwan Arif, mengatakan, wilayah sentra di Brebes, Nganjuk, dan Bima memasuki masa panen akhir bulan ini.

Ia menuturkan, harga di tingkat grosir sebetulnya sudah sempat turun menjadi sekitar Rp 47 ribu per kg namun belakangan kembali mengalami kenaikan hingga Rp 50 ribu per kg. Ia mencatat, harga terendah bawang merah di tingkat grosir sekitar Rp 37 ribu pe rkg.

Meski begitu, Ikhwan tak bisa memastikan seberapa besar penurunan harga bawang. Sebab, sekalipun produksi melimpah jika permintaan ikut naik harga bisa terkerek naik. Apalagi, saat ini merupakan musim haji di mana usai menjalani ibadah, akan banyak acara-acara yang digelar masyarakat dan itu bakal meningkatkan permintaan bawang merah.

"Saya tidak prediksi harga karena berkaitan dengan permintaan," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler