Peneliti Ungkap Faktor yang Perlu Dioptimalkan dalam Penanganan Stunting

Ada banyak faktor yang harus dioptimalkan untuk penanganan stunting.

www.freepik.com
Bayi (ilustrasi). Upaya mengatasi kejadian stunting sangat penting bagi perkembangan anak dan pembangunan bangsa.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga penelitian The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII) mendorong optimalisasi penanganan stunting menjelang peringatan Hari Anak Nasional. Ia menyebut, ada banyak faktor yang perlu diperbaiki.

Baca Juga


"Berbagai faktor yang perlu dioptimalkan untuk mengakhiri stunting di antaranya ialah memperkuat ketahanan pangan rumah tangga, kualitas layanan kesehatan, lingkungan yang ramah bagi perempuan, serta pola asuh yang berkualitas dan berperspektif gender," kata peneliti Bidang Sosial The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII) Nisaaul Muthiah saat dihubungi di Jakarta, Rabu (20/7/2022).

Angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 masih 24,4 persen. Kondisi tersebut masih jauh dari target Sustainable Development Goals (SDGs).

Menurut Nisaaul, upaya mengatasi kejadian stunting sangat penting bagi perkembangan anak dan pembangunan bangsa. Sebab, stunting merupakan ancaman besar bagi perkembangan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Nisaaul mengatakan bahwa ketahanan pangan rumah tangga sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi sejak masa kehamilan. Selain itu, lingkungan yang ramah bagi perempuan diperlukan untuk mendukung ibu dalam memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif hingga bayi berusia enam bulan.

ASI eksklusif sangat penting untuk mencegah stunting. Namun, menurut Nissaul, belum semua tempat kerja menyediakan tempat menyusui bagi ibu sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 2013 tentang Pemberian ASI Eksklusif.

"Kesadaran berbagai pihak dalam penghapusan stunting sangat diperlukan, termasuk sektor privat dan pemerintah untuk mempertegas berbagai aturan pencegahan stunting yang sudah ada," katanya.

Selain itu, masyarakat juga perlu mendorong dan mengawasi pengesahan Rancangan Undang-undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA). Nisaaul berpendapat, itu dapat memperkuat upaya pencegahan dan penghapusan stunting di Indonesia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler