Seorang Wartawan Meksiko Mengadu pada Presiden tentang Ancaman
Sejauh tahun ini, belasan wartawan telah tewas di Meksiko.
REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Dalam konferensi pers harian bersama Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador pada Rabu (20/7/2022), seorang reporter menyampaikan bahwa dia menerima ancaman yang membuat hidupnya tidak tenang. Dia menggarisbawahi bahaya yang dihadapi oleh jurnalis di Meksiko.
Seorang jurnalis, Rodolfo Montes dengan suaranya yang gemetar menyampaikan kepada presiden bahwa, dia takut pemerintah akan menarik pengawal yang ditugaskan untuk menjaganya, setelah dia mendapat ancaman melaluo telepon. Montes mengatakan, penelepon mengaku dari kartel narkoba Jalisco, tapi dia curiga itu tidak benar.
"Saya curiga ada orang lain, mereka bersembunyi di balik pegawai pemerintah," kata Montes.
Presiden Lopez Obrador berjanji untuk memberikan perlindungan kepada Montes. Montes adalah reporter independen yang telah menulis artikel untuk majalah mingguan, Proceso dan outlet nasional lainnya.
Montes mengatakan, dia menerima ancaman ketika berada di negara bagian pantai Karibia Quintana Roo. Pejabat Departemen Dalam Negeri membantunya meninggalkan negara bagian itu. Sejauh tahun ini, belasan wartawan telah tewas di Meksiko. Peristiwa ini menjadikan Meksiko sebagai negara paling berbahaya bagi wartawan di luar zona perang.
“Pernyataan semacam ini adalah cerminan dari bahaya dan ancaman yang mereka hadapi,” ujar perwakilan Komite Perlindungan Jurnalis Meksiko, Jan-Albert Hootsen.
Ini bukan pertama kalinya seorang reporter menyampaikan keluhan tentang ancaman dalam konferensi pers harian presiden. “Jika mereka merasa terpaksa pergi ke presiden, itu karena mereka menghadapi masalah di tingkat yang lebih rendah di pemerintahan," kata Hootsen.
Selama akhir pekan, seorang wartawan di negara bagian perbatasan utara Sonora mengatakan, sebuah peluru telah ditembakkan ke arahnya di kota Ciudad Obregon. Jurnalis Ruben Haro menulis di halaman Las Noticias de la Red bahwa, dia tidak terluka. Haro mengatakan, pria bersenjata itu mungkin salah mengira dia sebagai orang lain.
Pada Juni, Antonio de la Cruz menjadi jurnalis ke-12 yang terbunuh sepanjang tahun ini di Meksiko. Dia terbunuh, ketika seorang pria yang mengendarai sepeda motor menembakinya di dalam mobilnya di luar rumahnya di negara bagian Tamaulipas, perbatasan Meksiko utara. Putrinya, Cinthya de la Cruz Martínez berada di dalam kendaraan pada saat serangan itu. Dia kemudian meninggal karena luka-lukanya.